Ilustrasi Remaja dengan Gangguan Mental. (Unsplas/Fernando Cferdo)
Jika Moms dan Dads ingin merasa anak pulang, sebaiknya ciptakan rumah yang aman dan nyaman. Menurut American Journal of Family Therapy (2021), menciptakan lingkungan yang mendukung di rumah, di mana anak merasa aman untuk berbagi, dapat meningkatkan kemungkinan mereka kembali.
Moms, Dads, setelah mendengar alasan anak kabur dari rumah, kalian bisa ajak untuk berdiskusi mengenai solusi atas masalah yang dihadapi. Penelitian di Journal of Youth and Adolescence (2022) menunjukkan bahwa melibatkan remaja dalam proses pengambilan keputusan membuat mereka merasa lebih bertanggung jawab dan terlibat.
Moms, jika situasi tak makin membaik, cobalah pertimbangkan mencari bantuan profesional untuk anak. Menurut Child and Adolescent Mental Health (2020), intervensi profesional dapat membantu mengatasi masalah yang mendasari perilaku kabur.
Menghadapi anak remaja yang kabur dari rumah bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat membantu anak merasa didukung dan aman. Dengan mendengarkan tanpa menghakimi, bersikap empati, menciptakan lingkungan yang aman, berdiskusi untuk menemukan solusi, dan jika perlu, mencari dukungan profesional, diharapkan anak dapat kembali dan berkomunikasi dengan lebih baik.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.