Menurut Enin Supriyanto sebagai penulis, Indra ingin merayakan hubungan dirinya dengan kamera dan fotografi secara keseluruhan, dengan cara membebaskan diri sekaligus membebaskan kamera dari tuntutan ketajaman dan kejelasan gambar.

“Saya menduga bahwa seri foto ini justeru dibuat dengan keinginan untuk melakukan refleksi atas pengalaman dan perjalanan hidup, baik sebagai pribadi maupun juga sebagai seorang fotografer profesional,” ungkap Enin Supriyanto.

“Semua ini adalah jeda dari kebiasaan, atau habitus yang selama ini melingkupi praktik Indra Leonardi sebagai fotografer profesional. Seperti dalam puisi, jeda, atau caesura, adalah batas yang mengapung samar, blur, sejenak menjadi ruang refleksi, penentu makna atau tanda bagi alur kisah yang baru,” tulisnya.

Baca Juga: Sulap Sampah Jadi Karya Seni, WINGS Peduli Gandeng Seniman Serukan Kampanye #PilahDariSekarang

Baca Juga: Mengenal Jemparingan yang Dihadirkan di Museum Layang-layang, Kira kira Seni atau Olahraga Ya?