Kedekatan seorang ibu dan anak remajanya. (Pinterest/Freepik)
Memasuki masa remaja adalah fase yang penuh tantangan baik bagi anak maupun orang tua, betul kan Moms? Anak remaja sering kali berada di antara dunia kanak-kanak dan dewasa, mencari identitas diri dan merasakan emosi yang kompleks. Dalam menghadapi perubahan ini, pendekatan positive parenting menjadi sangat penting, Moms. Metode ini tidak hanya membantu membangun hubungan yang sehat, tetapi juga memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan oleh remaja untuk berkembang secara optimal, lho.
"Pengasuhan positif sendiri berarti suatu pola asuh yang dilakukan dengan menerapkan prinsip suportif (mendukung perkembangan anak), konstruktif (menghindari kekerasan atau hukuman), dan menyenangkan. Pengasuhan positif berupaya memberi tahu anak mana perilaku yang benar dan salah, tanpa perlu memberikannya hukuman," tutur dr. Nadia dikutip Herstory dari laman Alodokter pada Selasa (22/10/2024).
Positive parenting berfokus pada penguatan perilaku positif dan menciptakan lingkungan yang aman serta mendukung tumbuh kembang si kecil. Biasanya pola asuh ini melibatkan komunikasi terbuka, penghargaan atas usaha, serta pemahaman terhadap perasaan anak. Dengan menerapkan prinsip-prinsip positive parenting, Moms dan Dads dijamin bisa bantu si kecil yang beranjak remaja untuk mengembangkan kepercayaan diri, empati, dan tanggung jawab, yang sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan di masa depan.
"Dengan cara ini, diharapkan anak bisa terlatih untuk disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab, namun tetap berkembang secara optimal karena merasa dihargai. Melalui cara ini juga, keharmonisan hubungan antara orang tua dan anak bisa terjaga, anak akan termotivasi untuk selalu jujur, berani mengambil risiko, mau terbuka pada orang tua, terbiasa menimbang baik dan buruk atas suatu tindakan sebelum melakukannya, serta banyak lagi manfaat lainnya," tambahnya lagi.
Moms dan Dads pun bisa menerapkan positive parenting di rumah dengan menerapkan tips-tips berikut ini.
Meskipun positive parenting menekankan pendekatan yang lembut, penting untuk menetapkan batasan yang jelas. Anak remaja perlu memahami apa yang diharapkan dari mereka dan konsekuensi dari tindakan mereka. Diskusikan aturan dan batasan dengan cara yang positif, sehingga anak merasa terlibat dalam prosesnya. Ini membantu mereka belajar tanggung jawab dan membuat keputusan yang baik.
"Tetapkan batasan dalam hubungan antara orang tua dan anak, ajarkan bahwa ia tetap wajib bersikap baik dan menghormati Anda sebagai orang tua. Dengan batasan ini, Anda pun bisa belajar mengendalikan emosi sehingga bisa tetap tenang saat ada perilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan Anda," tutur dr. Nadia menjelaskan.
Salah satu fondasi utama dari positive parenting adalah komunikasi yang jujur dan terbuka. Ciptakan suasana di mana anak merasa nyaman untuk berbagi pikiran dan perasaannya. Dengarkan tanpa menghakimi dan tunjukkan bahwa pendapat mereka dihargai. Dengan cara ini, anak akan lebih mudah berbicara tentang masalah yang mereka hadapi, baik di sekolah maupun dalam hubungan sosial.
"Ciptakan lingkungan yang nyaman, pastikan kebutuhan dasar anak, yakni sandang, pangan, dan papannya terpenuhi," jelas dr. Nadia.
Remaja sering kali mengalami fluktuasi emosi yang drastis. Penting bagi orang tua untuk menyediakan dukungan emosional yang dibutuhkan. Tanyakan bagaimana hari mereka, dengarkan keluhan mereka, dan tawarkan solusi ketika diperlukan. Dengan memberikan dukungan ini, anak akan merasa bahwa mereka tidak sendirian dan ada orang yang selalu siap membantu.
"Pahami perasaan anak, sediakan waktu yang berkualitas untuk membersamai anak Anda, jadilah pendengar yang baik atas keluhannya, bantu ia mencari solusi atas masalah yang sedang dihadapinya, belajar peduli atas hal-hal yang terjadi di hidup anak," tutur sang dokter.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.