Penampilan brand BIASA di Jakarta Fashion Week 2025 (istimewa)
Karakter, kualitas, dan simbolisme alam diinterpretasikan lewat warna indigo. Berawal dari keinginan dasar manusia untuk belajar dan berkembang, hingga keindahan dan keselarasan lingkungan yang alami, koleksi ini merayakan komitmen BIASA terhadap slow fashion dan praktik ramah lingkungan sebagai bagian penting dari visi dan filosofinya.
Menggunakan pewarna dan bahan alami, siluet oversized yang anggun dan nyaman dari atasan tanpa lengan, kemeja, celana longgar, dan rok yang dicelup warna indigo dan putih, disajikan dalam bahan katun, linen, dan sutra.
Kaftan dan gaun longgar yang memiliki potongan asimetris dengan warna indigo tua dipadankan dengan gelang kayu besar, kalung rantai, dan fisherman sandal bermotif indigo.
Syal katun dan sutra, sarung dan kemeja yang dihiasi dengan motif garis yang dijahit dengan tangan dan motif polkadot yang disulam, dipadukan dengan bucket bag berbahan denim dan kulit tembakau.
‘Sangha’, bahasa Sansekerta dari ’komunitas’ dan ajaran utama agama Buddha. Mengambil inspirasi dari filosofi praktik ini, 'Sangha' dalam BIASA merepresentasikan keindahan komunitas yang didedikasikan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai yang sama yaitu kesadaran, pengertian, penerimaan, cinta, dan harmoni.
Nuansa yang kaya dengan warna-warna bumi yang pekat terlihat pada siluet oversized yang berlapis; mulai dari Indian red hingga nuansa oranye seperti; marigold, tangerine, dan tango, serta warna alami bumi dalam sabia (pasir) dan tanah (cokelat).
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.