A2KPI (Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan Indonesia) beri edukasi tentang deteksi kanker payudara (istimewa)
Dengan kerangka panduan ini, setiap negara termasuk Indonesia diharapkan dapat mengadopsi, menyesuaikannya dengan konteks lokal, dan mempercepat implementasinya untuk mencapai target penurunan angka kematian akibat kanker payudara.
Sejalan dengan kerangka kerja ini, negara-negara dianjurkan untuk memperkuat sistem kesehatan, memfasilitasi akses ke pelayanan kesehatan berkualitas, dan melibatkan berbagai sektor dalam upaya pencegahan serta penatalaksanaan kanker.
Di kesempatan yang sama, Linda Agum Gumelar, Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesiadan salah satu penggagas A2KPI menjelaskan lebih lanjut, “RAN Kanker Payudara sangat penting sebagai peta jalan agar Indonesia dapat mencapai sasaran penurunan angka kematian akibat kanker payudara serta memastikan tercapainya indikator yang telah ditetapkan GBCI yaitu 60% kasus terdeteksi secara dini, diagnosis ditegakkan dalam 60 hari, dan 80% pasienmenerima pengobatan multimodalitas sehingga bisa berhasil,” jelasnya.
Sementara itu, Lestari Moerdijat, Wakil Ketua MPR-RI menegaskan, “Rencana aksi nasionalkanker harus diletakkan dalam kerangka "menyelamatkan" seluruh warga negara khususnya para Ibu. Semua proses mulai dari edukasi/sosialisasi kanker, deteksi dini, diagnosa, pengobatan dan perawatan lanjutan merupakan tanggung jawab negara bersama seluruh komponen masyarakat. Dengan political will yang kuat dan pendekatan bottom-up, kita mampu menurunkan kanker payudara stadium lanjut dengan target 60% pasien terdiagnosis dini”, lanjutnya.
Menambahkan poin terkait dengan deteksi dini, Prof. Dr. dr. Soehartati Argadikoesoema Gondhowiardjo, Sp.Rad (K),Onk.Rad, Koordinator Pelayanan Kanker Terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (PKaT RSCM) menjelaskan, "Kanker payudara dapat dikontrol bila ditemukan dan diobati dengan benar dalam keadaan dini, juga dengan hasil kosmetik yang lebih baik. Deteksi dini dan terapi yang tepat sangat penting - jangan percaya pada terapi yang tak berbasis bukti."
Konferensi pers ini juga menghadirkan beberapa figur yang mengadvokasi perbaikan penanganan kanker payudara seperti Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, Prof. Dr. dr. Aru W.
Sudoyo, SpPD KHOM ahli onkologi yang juga Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Samantha Barbara, pendiri Love Pink, Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Onk.Rad (K) ahli radioterapi yang turut berperan dalam penyusunan rencana kanker nasional 2024 - 2034, dan Dr. Kardinah, Sp.RAD, ahli radiologi yang banyak berkecimpung dalam program deteksi dini kanker payudara.
A2KPI menyatakan kesiapan penuh untuk berperan dan terlibat secara aktif dalam penyusunan RAN Kanker Payudara, memastikan bahwa rencana ini selaras dengan kebutuhan pasien dan dapat diimplementasikan secara efektif.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.