Ilustrasi korban kekerasan seksual.
Hingga kini pengaruh judi online (judol) sudah memberikan pengaruh atau dampak besar terhadap perempuan.
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komdigi Prabu Revolusi bahkan bercerita saat dirinya datang ke daerah yang disebut data memiliki pemain judol tertinggi di Jakarta, tepatnya didaerah Cilincing.
Kala itu, ia menerima cerita dari masyarakat terutama para ibu-ibu terkait kekerasan yang mereka dapatkan akibat judol.
"Jadi suaminya kecanduan main judol, dari mulai nguras gaji, lalu nguras tabungan. Sampai akhirnya mendaftarkan nama ibu untuk, nama ibu-ibu sekalian, nama istrinya, untuk mendapatkan pinjaman demi bisa main judi online," katanya dalam Taklshow & Dialog Interaktif 'Edukasi dan Literasi Kepada Perempuan dalam Upaya Penceghan Kekerasan di Ranah Digital' yang digelar di Auditorium RRI, Jakarta dilansir dari laman RRI.co.id pada Selasa (26/11/2024).
"Akibatnya dari kurang lebih 5-6 ibu yang saat itu curhat, empatnya berujung dengan perceraian. Story sebelum perceraian itu kan panjang. Pasti di dalamnya ada kekerasan, baik kekerasan verbal atau perkekerasan fisik," ujarnya.
Gak cuma menghancurkan ekonomi bangsa, judol rupanya juga berdampak pada kesehatan mental. Maka dari itu, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto ini pemerintah akan melakukan perang melawan judol.
"Karena dampaknya itu sangat luar biasa. Bukan hanya mental, kekerasan mental, tetapi juga ini menghancurkan fondasi ekonomi bangsa. Berapa banyak rumah tangga hancur karena suaminya atau bahkan anak-anaknya main judi online," ujarnya.
Menurut Komdigi, seenggaknya ada kurang lebih 80 ribu anak-anak di bawah umur sudah bermain judol.
"Mereka motifnya tentu bukan cari uang, ya, tapi karena supaya dianggap keren di komunitasnya," ucapnya.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.