Menu

Dr. Arini Widodo Jebolan Harvard Medical School, Gaungkan Tren Kecantikan 2025 dengan Teknologi AI

30 November 2024 21:17 WIB
Dr. Arini Widodo Jebolan Harvard Medical School, Gaungkan Tren Kecantikan 2025 dengan Teknologi AI

Re-opening Dermalogia Aesthetic Intelligence (istimewa)

HerStory, Jakarta —

Siapa sih yang tak kenal Dr. Arini Astasari Widodo, SM, SpDVE, dermatologist yang jadi langganan para artis Tanah Air. Dokter sekaligus influencer ini menggaungkan tren kecantikan tahun 2025 dengan teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk perawatan kulit personal, pencegahan penuaan, dan kecantikan alami. 

Dokter jebolan Harvard Medical School University ini menjelaskan, banyak masyarakat yang mencari perawatan kulit dengan hasil instan dan downtime minimal. "Sangat bahaya jika melakukan perawatan sembarangan alias abal-abal, karena meskipun hasilnya instan dapat memperburuk kondisi kulit di kemudian hari," jelas dr. Arini saat media gathering Dermalogia, Sabtu (30/11/2024). 

Namun, Beauty tak perlu khawatir, di Dermalogia sudah menggunakan terapi inovatif berbasis teknologi AI (Artificial Intelligence), jadi solusi kebutuhan masyarakat, karena dapat memberikan terapi yang jauh lebih efektif dan personalized untuk setiap orang. 

Terapi inovatif tersebut ialah ExiSlim, Exitite, dan ExiClear. Diakui secara nasional, Exislim mendapatkan penghargaan sebagai terapi terbaik pada Female Daily Beauty Award 2024. Teknologi ini memiliki banyak fungsi, yakni mengencangkan kulit, melembabkan, memperbaiki tekstur, mengecilkan pori, memperbaiki scars, dan lain-lain. Salah satu cara kerja terapi berbasis AI ini yaitu meningkatkan kolagen, elastin, dan hyaluronic acid. 

Menariknya, di Dermalogia, perjalanan Beauty akan dimulai dengan assessment secara menyeluruh dan personalized, didukung dengan AI powered diagnostics. Dermalogia bukan hanya sekedar menangani kecantikan, tetapi peduli dengan kesehatan dan well being pasien. Hal ini dibuktikan dokter-dokter di klinik bukan hanya memberikan treatment, tapi juga mengedukasi semua pasien. 

“Hal yang paling penting adalah pasien memahami masalah kulit yang dialami dan bagaimana pencegahannya. Karena tidak berguna kalau dokter melakukan terapi, tapi hal-hal yang memicu masalah kulitnya tidak ditangani, tentunya akan kambuh terus masalahnya,” jelas dr. Arini, penggagas Aesthetic Intelligence di Dermalogia. 

“Edukasi ini kita lakukan karena kita care. Tidak hanya pada kulitnya, tetapi juga peduli memperhatikan orangnya (pasien). Kita tidak bisa menangani masalah kulit hanya kulitnya saja, tetapi juga the person as a whole,” tambah dr. Arini. 

Selain itu, hyper personalization therapi jadi gold standard pada perawatan kulit, berkat adanya AI based skin analyzer. "Di Dermalogia, kami menghadirkan AI based skin analyzer yang sangat canggih, dengan alat diagnostik dermoscope, dapat mengenali masalah kulit yang sangat presisi. Sehingga, setiap orang bisa mendapatkan terapi sesuai dengan jenis dan masalah kulit masing-masing. Hal ini juga bisa menghemat budget terapi, karena kita tidak memilih terapi yang tidak dibutuhkan,” ungkap dr. Arini. 

Baca Juga: Beauty, Kuliti Tren Kecantikan 2024 Bareng Amelia Susrono, Co-Founder PREMIERA Skin & Body Care Yuk! Ada Apa Saja Sih?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Share Artikel:

Oleh: Ida Umy Rasyidah