Ilustrasi Perselingkuhan (iStock/Edited by HerStory)
Selain itu, wanita juga cenderung mempertimbangkan keluarga saat memikirkan tentang perpisahan. Wanita lebih cenderung mempertimbangkan anak, faktor ekonomi mereka, dan kelangsungan hidup secara umum.
"Para istri juga cenderung tidak mempertimbangkan perceraian jika mereka secara ekonomi bergantung pada suaminya, memiliki anak atau memiliki pandangan agama yang kuat Meskipun demikian, sebagian besar istri setidaknya mempertimbangkan pilihan untuk bercerai. Dan nyatanya, perselingkuhan adalah masalah perkawinan yang paling mungkin mengarah pada perceraian," kata David.
Banyak yang menganggap bahwa masalah perselingkuhan dalam rumah tangga adalah hal yang memalukan dan hina. Untuk itu, para wanita mempertahankan rumah tangganya dengan pasangan meski sudah diselingkuhi agar terhindar dari stiga buruk.
Hal terakhir yang menjadi alasan para istri bertahan meski diselingkuhi oleh suaminya adalah karena percaya bahwa suaminya akan berubah dan tak mengulangi kesalahan yang sama.
Padahal David menjelaskan biasanya pernikahan yang bertahan meski ada masalah perselingkuhan akan lebih sering bertengkar. Hal itu disebabkan karena istri masih memiliki rasa amarah dan teringat akan masalah perselingkuhan yang dilakukan suaminya.
"Setelah kejadian itu terungkap, suami dan istri kurang bahagia dengan pernikahan mereka, melaporkan lebih banyak konflik perkawinan, mengalami peningkatan tekanan psikologis dan meningkatkan pemikiran mereka tentang perceraian," kata David.
"Banyak pasangan tak pernah pulih sepenuhnya dari perasaan pengkhianatan dan amarah mereka, bahkan jika mereka tetap bersama," tukas David.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.