Menu

Menyeramkan! Ditemukan Grup Telegram Berisi 70.000 Pengguna Pria Membahas Cara Memperkosa Istri, Ibu, dan Adik

12 Januari 2025 10:53 WIB
Menyeramkan! Ditemukan Grup Telegram Berisi 70.000 Pengguna Pria Membahas Cara Memperkosa Istri, Ibu, dan Adik

Ilustrasi victim blaming pada korban kekerasan seksual (Sumber/The Jakarta Post)

HerStory, Jakarta —

Perempuan yang seharusnya dilindungi, setidaknya oleh anggota keluarga, tapi ternyata bisa saja mereka lah yang jadi pelakunya kejahatan, kok bisa?

Jadi nih Beauty, saat ini di sosial media ramai sekali membahas grup obrolan telegram dengan anggota 70.000 pria. Di sini memang terdengar normal saja, tapi ada fakta menyeramkannya nih Beauty. Bagaimana tidak, dalam grup tersebut justru para anggotanya yang tersebar di seluruh dunia justru berbagi saran tentang hal-hal yang tak senonoh. Mulai dari cara membius, melakukan kekerasan seksual, dan memperkosa perempuan, miris!

Mengutip dari Inews, grup tersebut berisi tentang cara-cara detail bagaimana bisa memperkosa perempuan. Sedihnya lagi nih Beauty, para pengguna tersebut menargetkan keluarganya, mulai dari istri, pasangan, saudara perempuan, bahkan ibunya.

"Para anggota yang mengklaim telah menyerang istri dan anggota keluarga perempuan mereka, bahkan berbagi saran dan petunjuk tentang cara melakukannya hal yang sama," dikutip dari hasil investigasi dari pemberitaan Daily Mail.

Kelakuan bejat dari anggota grup tak sampai di situ saja, mereka bahkan mengirimkan foto dan video saat melancarkan aksinya kepada perempuan yang merupakan anggota keluarganya. Bahkan, ada satu pengakuan yang bilang jika dirinya membius istrinya , lalu ajak pria lain untuk melakukan kekerasan seksual.

Meski begitu, saat ini grup Telegram tersebut sudah ditemukan oleh penyiar Jerman ARD dan tim investigasi STRG_F yang sudah melakukan investigasi selama setahun ini.

Mengejutkannya lagi, dikutip dari Daily Telegraph, para anggota pun berbagi link produk obat penenang untuk bius yang disamarkan menjadi produk rambut.

Ada beberapa grup yang ditutup selama penyelidikan, namun para anggotanya tak berhenti begitu saja, mereka membuat grup baru dan kembali berbagi saran tentang bagaimana memerkosa perempuan.

Mengetahui adanya grup tersebut, Telegram pun memberikan keterangan resmi kepada Daily Mail. Pihaknya menyebutkan jika Telegram memiliki kebijakan terhadap penyalahgunaan platform.

"Moderator yang diberdayakan dengan AI dan alat pembelajaran mesin secara proaktif memantau bagian publik platform dan menerima laporan dari pengguna dan organisasi untuk menghapus jutaan konten berbahaya setiap hari."

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan