Menu

Menteri PPPA Ungkap Peran Pesantren dan Mahasantri dalam Wujudkan Indonesia Emas 2045, Penting untuk Ciptakan Ruang Bersama yang Inklusif!

30 Januari 2025 20:00 WIB
Menteri PPPA Ungkap Peran Pesantren dan Mahasantri dalam Wujudkan Indonesia Emas 2045, Penting untuk Ciptakan Ruang Bersama yang Inklusif!

Arifatul Choiri Fauzi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (istimewa)

HerStory, Jakarta —

Beauty, Indonesia Emas 2045 bukan sekadar impian, tetapi sebuah tujuan yang harus diwujudkan dengan kerja keras bersama. Nah, salah satu pilar penting dalam mencapainya adalah melalui pemberdayaan generasi muda yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki nilai-nilai spiritual yang kuat dan dapat berperan dalam menciptakan masyarakat yang inklusif dan adil. Dalam konteks ini, pesantren dan mahasantri memiliki peran yang sangat vital.

Mengutip dari website resmi Kemenpppa, pada acara Seminar Nasional yang bertema “Peran Mahasantri dalam Peradaban Inklusif Ilmiah dan Spiritual” di Universitas Islam Depok pada 25 Januari 2025 kemarin, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menegaskan bahwa pesantren memiliki tanggung jawab besar dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. 

Arifah berharap agar pesantren tidak hanya menjadi pusat pembelajaran agama, tetapi juga tempat yang mengintegrasikan pengetahuan ilmiah dan nilai-nilai sosial yang mencakup kesetaraan gender, hak asasi manusia, serta perlindungan terhadap perempuan dan anak.

Menurutnya, pesantren harus mampu menciptakan lingkungan yang tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga mengajarkan pentingnya keadilan sosial.

“Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang telah lama menjadi pusat peradaban, memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan ruang yang mengintegrasikan nilai-nilai kesetaraan gender, serta pemahaman yang mendalam tentang pentingnya hak asasi manusia. Pesantren harus mampu menjadi wadah yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keadilan sosial, hak-hak perempuan, dan perlindungan anak dalam setiap aspek pendidikan yang diberikan,” kata Menteri PPPA dikutip Herstory, Kamis (30/1/2025).  

Pesantren sebagai Ruang Inklusif untuk Membangun Karakter

Menteri Arifah juga menekankan pentingnya pesantren dalam membentuk mahasantri yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki empati dan kepekaan terhadap isu-isu sosial, terutama yang berkaitan dengan perempuan dan anak. Hal ini penting agar mahasantri dapat berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang masih dihadapi oleh perempuan dan anak di Indonesia.

Untuk mendukung hal tersebut, Kementerian PPPA meluncurkan program Ruang Bersama Indonesia (RBI), sebuah gerakan kolaboratif yang melibatkan pemerintah, lembaga masyarakat, dan masyarakat luas. “Untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang masih dihadapi perempuan dan anak, Kemen PPPA melaksanakan pengembangan program Ruang Bersama Indonesia (RBI). RBI adalah sebuah gerakan kolaboratif yang melibatkan pemerintah, lembaga masyarakat, dan masyarakat luas. Harapan kami, dengan keberadaan RBI, kita dapat menciptakan sistem yang dapat menyelesaikan isu-isu perempuan dan anak hingga tingkat akar rumput. Melalui Ruang Bersama Indonesia (RBI), pesantren bersama-sama dengan mahasantri dapat berperan strategis dalam menciptakan peradaban yang inklusif, ilmiah, dan spiritual,” jelas Menteri PPPA.

Kolaborasi untuk Mewujudkan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan

Seminar ini juga mengundang Wakil Wali Kota Depok terpilih, Chandra Rahmansyah, yang menyampaikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan berbagai lembaga untuk menangani permasalahan perempuan dan anak. Di Kota Depok, masih ada berbagai tantangan, seperti masalah pendidikan dan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Chandra berharap bahwa kolaborasi dengan Kementerian PPPA dapat membantu mengatasi masalah-masalah tersebut demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Masih ada berbagai permasalahan di Kota Depok terkait perempuan dan anak, seperti pendidikan dan kekerasan. Semoga ke depannya Kota Depok masuk sebagai perhatian Kemen PPPA dalam mengembangan program prioritasnya untuk memajukan perempuan dan melindungi anak-anak. Harapannya, kita bisa berkolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Chandra.

Chandra juga mendorong generasi muda, khususnya mahasantri, untuk menjadi agen perubahan yang mampu memadukan nilai-nilai keagamaan dengan kemajuan teknologi.

Meningkatkan Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Bermakna

Ketua Yayasan Pesantren Al Karimiyah, Ahmad Damanhuri, juga berbicara mengenai upaya pesantren dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pesantren, menurutnya, harus mampu memadukan kualitas intelektual dan spiritual agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Melalui seminar ini, ia berharap dapat tercipta ruang diskusi yang memberikan solusi bagi permasalahan di masyarakat serta manfaat yang lebih luas bagi lingkungan sekitar.

Pesantren memiliki potensi besar untuk mencetak generasi yang tidak hanya paham agama, tetapi juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Melalui pendidikan yang berbasis ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral, mahasantri bisa menjadi bagian dari perubahan besar menuju Indonesia yang lebih baik. Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, peran pesantren dan mahasantri sangatlah penting dalam menciptakan masyarakat yang tidak hanya maju dalam bidang teknologi, tetapi juga dalam menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi semua.

“Melalui seminar nasional yang membahas peran mahasantri  dalam menciptakan peradaban yang inklusif, ilmiah dan spiritual, diharapkan bisa menjadi ruang diskusi untuk memberikan solusi bagi permasalahan di masyarakat dan memberikan manfaat bagi lingkungan," tutur Ahmad.

Baca Juga: Demi Tingkatkan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Intip Yuk Kolaborasi Kemen PPPA dan PBNU!

Baca Juga: 3 Sosok Wanita yang Berperan dalam Pemberdayaan Perempuan di Indonesia, Siapa Saja Sih?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan