Ilustrasi ibu sedang beri makan MPASI untuk anak (Freepik/Edited by HerStory)
Moms, setelah bayi memasuki usia 6 bulan, saatnya untuk mulai memperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI). Proses ini sangat penting karena dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang mulai berkembang.
"Di atas usia 6 bulan, bayi sebaiknya mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) agar kebutuhan nutrisinya tercukupi," tutur dr. Nadia Nurotul Fuadah di laman Alodokter dikutip Jumat (7/2/2025).
Namun, mengingat begitu banyak pilihan bahan makanan, mungkin Moms merasa bingung harus mulai dari mana. Tenang saja, karena tidak ada aturan baku mengenai bahan MPASI yang terbaik. Yang paling penting adalah memastikan nilai gizi dalam makanan tersebut lengkap, mengandung makronutrien (lemak, karbohidrat, dan protein) serta mikronutrien (vitamin dan mineral) yang dibutuhkan oleh tubuh bayi.
"Secara umum, tidak ada acuan mutlak bahan MPASI apa yang paling baik. Selagi nilai gizi dalam tiap porsinya lengkap," tutur dr. Nadia.
Setiap bayi berbeda, dan reaksi alergi terhadap makanan bisa sangat bervariasi. Oleh karena itu, Anda sebagai ibu harus memperhatikan dengan teliti apakah bayi menunjukkan tanda-tanda alergi setelah mengonsumsi makanan baru. Gejala alergi ini bisa berupa ruam, gatal-gatal, atau masalah pencernaan. Beberapa jenis makanan memang lebih rentan memicu alergi, seperti ikan laut, hewan bercangkang, telur, kacang-kacangan, serta olahan susu sapi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenalkan makanan baru satu per satu dan mencatat reaksi bayi.
"Tentu, reaksi alergi ini bisa bersifat sangat subyektif, sehingga tidak bisa disamaratakan pada semua bayi. Jadi, tugas Anda sebagai ibulah untuk mengamati kemungkinan munculnya gejala alergi usai bayi Anda mengkonsumsi makanan tertentu," jelas dr. Nadia.
Selain itu, ada juga jenis buah tertentu yang berpotensi menyebabkan alergi pada bayi yang sensitif. Misalnya, pisang, kurma, anggur, mangga, leci, dan beberapa buah tropis lainnya. Beberapa jenis buah bahkan bisa menghasilkan gas yang menyebabkan bayi merasa tidak nyaman, seperti apel, pir, dan semangka. Jadi, pastikan untuk memperkenalkan makanan secara hati-hati, agar bayi bisa mendapatkan MPASI yang tepat dan aman.
"Namun, beberapa jenis bahan makanan memang lebih rentan memicu alergi ketimbang yang lain, contohnya ikan laut, hewan bercangkang, telur, kacang-kacangan, olahan susu sapi, dan sebagainya. Selain itu, meski relatif jarang, beberapa jenis buah juga bisa memicu alergi pada bayi yang sensitif, misalnya pisang, kurma, anggur, mangga, leci, apel, manggis, pir, kiwi, melon, strawberry, dan sebagainya. Tidak lupa, ada juga beberapa jenis buah yang bisa menghasilkan banyak gas saat diberikan ke bayi, contohnya apel, pir, mangga, semangka, nanas, durian, salak, dan sebagainya," jelas dr. Nadia.
Selain menjaga perhatian terhadap potensi alergi, ada beberapa hal lain yang perlu Moms perhatikan ketika memperkenalkan MPASI pada bayi:
MPASI instan memang praktis, tetapi sebisa mungkin hindari pemberian makanan kemasan atau jajan sembarangan yang mengandung banyak gula, garam, atau bahan pengawet. Sebaiknya, pilih bahan makanan segar dan olah sendiri untuk memastikan kualitas dan kebersihannya.
Pada awal pemberian, MPASI harus disesuaikan dengan kemampuan bayi. Mulailah dengan makanan yang halus dan lembut, kemudian perlahan perkenalkan tekstur yang lebih padat seiring dengan perkembangan bayi. Porsi makan juga perlu disesuaikan, mulai dari 1-3 sendok makan per sekali makan, dengan frekuensi 2-3 kali sehari.
Saat mengolah MPASI, jangan menambahkan gula, garam, atau penyedap berlebihan. Hal ini penting untuk menghindari kebiasaan makan yang tidak sehat, yang dapat mempengaruhi perkembangan bayi di masa depan.
\Kebersihan adalah hal yang sangat penting saat menyiapkan makanan untuk bayi. Cuci tangan, peralatan, dan bahan makanan dengan benar untuk menghindari kontaminasi kuman dan bakteri.
Meskipun MPASI mulai dikenalkan, ASI tetap menjadi sumber utama nutrisi bagi bayi hingga usia 2 tahun. Jangan berhenti memberikan ASI, karena ini tetap penting untuk memenuhi kebutuhan gizi dan memberi perlindungan imunologi pada bayi.
Agar lebih yakin dan mendapatkan arahan yang tepat, diskusikan juga hal ini dengan dokter anak. Setiap bayi memiliki kebutuhan yang berbeda, dan dokter dapat membantu memberikan saran yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan bayi.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.