Menu

Sering Deg-degan? Awas Bahaya Aritmia Beauty, Kenali Gejalanya Beauty!

21 Februari 2025 12:15 WIB
Sering Deg-degan? Awas Bahaya Aritmia Beauty, Kenali Gejalanya Beauty!

Ilustrasi aritmia jantung (Freepik/pch.vector)

HerStory, Jakarta —

Beauty, apa kamu pernah mengalami deg-degan berbeda dan sering terjadi dari biasanya? Kalau iya, bisa jadi Beauty mengalami aritmia. Dijelaskan oleh dr. Ignatius Yansen Ng, Sp.JP (K), FIHA, FAsCC, FAPSC Konsultan Intervensi Jantung & Aritmia Eka Hospital BSD," biasanya sering muncul saat olahraga atau cemas". 

Sebaiknya, Beauty perlu waspada jika mengalami deg-degan terus-menerus sampai menimbulkan rasa nyeri, apalagi saat istirahat atau tidak melakukan aktivitas. Keduanya merupakan salah satu gejala penyakit jantung, yaitu aritmia. 

Aritmia adalah gangguan irama jantung yang menyebabkan jantung berdetak tidak beraturan, bisa terlalu cepat (takikardia) ataupun terlalu lambat (bradikardia). Memahami gejalanya dapat membantu Beauty berkonsultasi dengan dokter sedini mungkin dan mendapatkan penanganan yang tepat. 

Lantas, berapa irama jantung yang normal? Deg-degan sebenarnya adalah suatu istilah yang menggambarkan Beauty bisa merasakan denyut jantung dengan cukup jelas. Walau terkesan mengkhawatirkan, kondisi deg-degan tak melulu menandakan Beauty mengidap aritmia. 

"Irama normal jantung manusia dewasa saat beristirahat adalah 60-100 detak per menit. Kita bisa menghitungnya secara manual dengan menggunakan stopwatch dan merasakan denyut nadi ataupun menggunakan smartwatch/oximeter/tensimeter digital," jelas dr. Yansen. 

Jadi, ketika Beauty merasa deg-degan tapi jumlah detak jantung masih ada di kisaran angka 60-100, kondisi ini normal. Biasanya, Beauty bisa merasa jantung berdebar di malam hari, saat menjelang tidur karena suasana yang lebih sepi dan lebih relaks. 

"Jadi bisa disebut mengalami aritmia jika denyut jantung berada di bawah 60 detak dalam satu menit (bradikardia) atau di atas 100 per menit (takikardia)," tambah dr. Yansen. 

Gejala aritmia jantung

Ada berbagai jenis aritmia, secara garis besar, aritmia terbagi jadi 2, yaitu detak jantung lambat dan cepat. Perbedaan mencolok dari gejala keduanya adalah di kecepatan detak jantung. 

Berikut ini beberapa gejala aritmia yang mungkin terjadi:

  • Jantung berdebar
  • Detak jantung lambat atau cepat
  • Pusing
  • Pernah mengalami pingsan tanpa sebab
  • Sesak napas
  • Rasa tidak nyaman atau nyeri pada dada
  • Lemah atau kelelahan ekstrem 

Penyebab aritmia

Aritmia disebabkan oleh gangguan sinyal listrik yang menuju jantung. Agar dapat memompa, jantung mendapatkan impuls listrik untuk berkontraksi dan relaksasi. 

"Saat impuls listrik terganggu, “perintah” untuk memompa jadi tidak optimal. Akibatnya, daya pompa jantung juga berkurang. Ini bisa menyebabkan darah yang dialirkan jantung ke seluruh tubuh tidak maksimal," pungkas dr. Yansen. 

Saat organ-organ tidak mendapatkan asupan darah yang berisi nutrisi dan oksigen dengan baik, saat itulah gejala aritmia muncul. Misalnya saja, pompa darah yang tidak maksimal ke otak menyebabkan mengalami pusing bahkan pingsan. 

Ada beberapa hal yang menyebabkan sinyal listrik ke jantung terganggu, seperti:

  • Ketidakseimbangan elektrolit
  • Serangan jantung atau jaringan parut yang terbentuk ketika Beauty pernah mengalami serangan jantung
  • Sumbatan pada pembuluh darah jantung (penyakit arteri koroner)
  • Perubahan struktur jantung, seperti kardiomiopati
  • Penyakit katup jantung
  • Diabetes
  • Tekanan darah tinggi
  • Infeksi Covid-19
  • Gangguan kelenjar tiroid
  • Sleep apnea
  • Obat-obatan tertentu
  • Stres atau kecemasan
  • Merokok
  • Terlalu banyak alkohol atau kafein 

Skrining aritmia

Untuk memastikan apakah yang Beauty mengalami aritmia atau bukan, akan ada serangkaian tes yang akan dokter lakukan untuk memastikannya. 

Beberapa pemeriksaan tersebut, yaitu:

  • Tanya jawab (anamnesis) dan pemeriksaan fisik
  • EKG
  • Tes treadmill
  • Holter monitoring (serupa dengan EKG tapi dapat memantau detak jantung selama 24 jam atau lebih) 

Untuk penentuan diagnosis aritmia, dokter juga dapat merekomendasikan beberapa pemeriksaan lainnya, salah satunya studi elektrofisiologi. 

Pengobatan aritmia

Tak semua jenis aritmia perlu pengobatan. Sebab, beberapa di antaranya cukup ringan dan tidak memengaruhi kualitas hidup secara signifikan. Bahkan, beberapa di antaranya bisa membaik dengan perubahan pola hidup menjadi lebih baik. 

Secara umum, terdapat 5 pilar pengobatan aritmia, yaitu:

  • Konsumsi obat-obatan
  • Perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok dan alkohol, makan makanan bergizi
  • Terapi, seperti ablasi jantung, pemasangan ring jantung, kardioversi
  • Pemasangan alat pacu jantung, leadless pacemaker, dual chamber pacemaker, implantable cardioverter defibrillator (ICD) 

Komplikasi aritmia

Komplikasi yang muncul dari aritmia sangat tergantung dari jenis gangguan irama jantung yang Beauty alami. Beberapa peluang komplikasi, antara lain:

  • Terbentuknya bekuan darah, yang berpotensi menyebabkan stroke
  • Gagal jantung
  • Henti jantung mendadak 

Nah, Beauty, jangan ragu untuk memeriksakan kesehatan jantung ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, jika Beauty memiliki riwayat penyakit jantung seperti Aritmia. Memilih fasilitas kesehatan yang tepat dapat membantu memastikan diagnosis dan penanganan yang sesuai.

Baca Juga: Dokter Spesialis Aritmia Spill Alasan Risiko Perempuan Lebih Rendah Terkena Fibrilasi Atrium Dibanding Pria

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Aritmia, Bisa Sebabkan Kematian

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Ida Umy Rasyidah

Artikel Pilihan