Ilustrasi mengatur keuangan. (Unsplash/Sharon McCutcheon)
Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi ekonomi Indonesia telah mengalami gejolak yang cukup signifikan. Salah satu dampaknya yang paling terasa adalah penurunan jumlah penduduk yang masuk dalam kategori kelas menengah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019 ada sekitar 57,33 juta orang yang tergolong kelas menengah. Namun, pada 2024 jumlah ini menurun drastis menjadi hanya 47,85 juta orang. Itu berarti, hampir 10 juta orang terpaksa keluar dari kelas menengah dan masuk ke kategori yang lebih rendah.
Fenomena ini menjadi perhatian besar, terutama bagi perempuan yang selama ini mengandalkan stabilitas finansial keluarga. Selain penurunan kelas menengah, BPS juga mencatat adanya peningkatan jumlah penduduk yang berada dalam kategori aspiring middle class, yakni mereka yang berada di antara kelas menengah dan kelas bawah, dengan risiko rentan miskin. Pada 2024, hampir setengah dari populasi Indonesia, yakni 137,5 juta orang, masuk dalam kategori ini.
Untuk para perempuan yang hidup di tengah tantangan ekonomi ini, salah satu langkah yang sangat penting adalah merencanakan keuangan dengan cermat. Apalagi, banyak dari mereka yang kini berada di ambang batas bawah kelas menengah, dengan pengeluaran rata-rata sekitar Rp 2 juta per bulan. Jika terjadi gangguan pada pendapatan atau pengeluaran, kelompok ini berisiko turun ke dalam kategori yang lebih rendah.
Dalam menghadapi situasi ini, UOB Indonesia memberikan panduan perencanaan keuangan yang sederhana namun efektif. Mereka menyarankan agar kita membagi pengeluaran bulanan menjadi tiga kategori utama:
Dengan membagi pengeluaran secara bijak seperti ini, perempuan dapat menjaga stabilitas keuangan meski situasi ekonomi tidak menentu.
Selain merencanakan keuangan, literasi keuangan menjadi hal yang tak kalah penting, terutama di tengah kemajuan teknologi dan digitalisasi. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan Indonesia sudah meningkat cukup pesat. Pada 2024, sudah ada 65,43% penduduk yang memiliki pengetahuan dasar tentang keuangan, sebuah angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan 2013 yang hanya 21,84%.
Namun, tantangan utama yang masih ada adalah bagaimana mengatasi gap antara literasi dan inklusi keuangan. Meskipun semakin banyak masyarakat yang memiliki akses ke layanan keuangan, tidak semua dari mereka memiliki pemahaman yang cukup untuk mengelola uang dan investasi secara bijak. Oleh karena itu, UOB Indonesia terus berupaya meningkatkan literasi keuangan, salah satunya dengan memberikan edukasi mengenai investasi dan pengelolaan risiko kepada masyarakat, khususnya perempuan, yang merupakan bagian besar dari kelas menengah.
Di era digital seperti sekarang, teknologi dapat menjadi alat yang sangat membantu dalam perencanaan keuangan. Salah satu fitur terbaru dari UOB Indonesia adalah Digital Wealth yang hadir di aplikasi UOB TMRW. Fitur ini memudahkan nasabah untuk membeli dan mengelola produk reksadana langsung dari smartphone.
Dengan Digital Wealth, nasabah bisa memilih produk reksadana yang sesuai dengan profil risiko mereka, melakukan top up, menjual, atau bahkan mengalihkan portofolio investasiāsemua bisa dilakukan dalam satu aplikasi saja. Ini sangat memudahkan, apalagi bagi perempuan yang mungkin memiliki kesibukan luar biasa dan tidak selalu punya waktu untuk melakukan perencanaan keuangan secara manual.
Selain itu, fitur ini memungkinkan nasabah untuk memantau riwayat transaksi dan portofolio investasi secara transparan, kapan saja dan di mana saja. Beauty bisa merencanakan investasi bulanan dengan mudah, serta mendapatkan insight untuk menilai profil risiko kamu sebelum memulai investasi. Dengan demikian, Digital Wealth dapat menjadi solusi cerdas bagi perempuan kelas menengah yang ingin mulai berinvestasi dengan aman dan transparan.
Selain digitalisasi, pendekatan investasi yang bijak juga tak kalah penting. UOB Indonesia menggunakan Risk-First Approach, yang berarti kita harus selalu mengutamakan manajemen risiko terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan investasi. Ada tiga langkah utama dalam pendekatan ini:
Dengan pendekatan ini, perempuan bisa lebih tenang dalam mengelola keuangan dan investasi mereka. Risiko lebih terkendali, dan peluang untuk mencapai tujuan finansial pun semakin terbuka lebar.
Tantangan ekonomi yang ada memang tidak bisa dipandang sebelah mata, namun dengan perencanaan keuangan yang matang, literasi yang baik, dan memanfaatkan teknologi, perempuan di kelas menengah bisa tetap bertahan dan bahkan berkembang. Dengan mengelola keuangan secara bijak dan memanfaatkan fitur-fitur digital yang ada, perempuan dapat meningkatkan ketahanan finansial mereka, menjaga stabilitas keluarga, dan siap menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.
Jadi, mari mulai merencanakan keuangan dengan lebih bijak dan cermat, karena masa depan yang lebih stabil dan sejahtera dimulai dari langkah kecil yang kita ambil hari ini.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.