Ilustrasi keluarga Lebaran (Freepik/edited by HerStory)
Lebaran memang membawa banyak kebahagiaan dan semangat berbagi, namun dampak finansial pasca Lebaran sering kali terasa cukup menantang. Benar, kan? Pengeluaran untuk membeli baju baru, hampers, biaya mudik, dan THR yang menguras kantong, sering kali membuat kondisi keuangan terasa kosong. Jika keuanganmu sedikit "terhuyung" setelah Idulfitri, kini saatnya untuk menata kembali anggaran agar tetap stabil.
Berdasarkan informasi dari Bank Mega, berikut beberapa langkah praktis yang bisa kamu terapkan untuk mengembalikan kondisi keuangan setelah Lebaran:
Langkah pertama adalah melakukan evaluasi terhadap pengeluaran yang telah dilakukan selama Lebaran. Cobalah untuk memeriksa catatan transaksi atau mutasi rekening selama bulan Ramadan dan Idulfitri. Pisahkan pengeluaran dalam kategori seperti THR, angpau, belanja baju, makanan Lebaran, ongkos mudik, hampers, hingga zakat atau sedekah. Dengan cara ini, kamu bisa melihat pos mana yang paling banyak menguras dana. Evaluasi ini tidak untuk menyalahkan diri, melainkan untuk belajar lebih bijak dalam merencanakan anggaran di masa depan.
Setelah mencatat pengeluaran, langkah selanjutnya adalah menata ulang anggaran harian dan bulanan. Meskipun semangat Lebaran masih terasa, pastikan kebutuhan utama seperti pembayaran tagihan rumah tangga (listrik, air, internet), belanja bahan pokok, transportasi, dan cicilan rutin tetap menjadi prioritas. Tunda dulu pengeluaran untuk hal-hal konsumtif seperti nongkrong di kafe atau belanja online hingga kondisi keuangan kembali stabil.
Walaupun Lebaran hanya berlangsung sebulan, dampaknya bisa terasa sepanjang tahun jika tidak segera menyusun rencana keuangan baru. Buatlah anggaran yang lebih realistis dan disiplin. Tentukan anggaran harian dan mingguan untuk mengendalikan pengeluaran. Alokasikan dana untuk tabungan, kebutuhan pokok, dan hiburan secukupnya. Gunakan aplikasi keuangan atau spreadsheet untuk memantau arus kas, serta buat pengingat otomatis untuk pembayaran tagihan atau cicilan.
Jika tabunganmu sempat terkuras selama Lebaran, pastikan dana darurat tidak kosong terlalu lama. Dana darurat sangat penting untuk menghadapi situasi tak terduga seperti sakit atau kehilangan pekerjaan. Mulailah menyisihkan sedikit demi sedikit, misalnya Rp50.000 – Rp100.000 per minggu, dan atur transfer otomatis ke rekening tabungan khusus. Ingat, lebih baik memulai dari yang kecil daripada tidak sama sekali.
Jika kamu menggunakan kartu kredit atau layanan paylater untuk kebutuhan Lebaran, pastikan untuk membayar tagihan tepat waktu. Menunda pembayaran hanya akan menambah beban karena bunga dan denda yang terus bertambah. Gunakan pengingat atau kalender untuk mengetahui jatuh tempo pembayaran dan prioritaskan yang paling mendesak. Jangan lupa untuk mencatat limit kartu kredit agar tidak melebihi anggaran bulan berikutnya.
Pasca Lebaran adalah waktu yang tepat untuk kembali ke kebiasaan keuangan yang sehat, termasuk menabung dan berinvestasi. Jangan tunggu hingga ada "sisa uang" untuk menabung. Masukkan pos tabungan dalam perencanaan utama. Gunakan metode 50-30-20, yaitu 50% untuk kebutuhan harian, 30% untuk gaya hidup, dan 20% untuk tabungan dan investasi. Jika belum mulai berinvestasi, pilihlah instrumen yang relatif aman, seperti reksa dana atau emas digital.
Meskipun Lebaran sudah selesai, bukan berarti kamu harus berhenti berbelanja. Manfaatkan promo, diskon, atau cashback untuk memenuhi kebutuhan tanpa mengganggu tabungan. Belanja kebutuhan rumah tangga saat flash sale atau gunakan kartu kredit untuk mendapatkan diskon merchant tertentu. Dengan cara ini, kamu bisa berhemat tanpa harus menguras uang.
Setelah menahan diri selama Ramadan, banyak orang yang merasa ingin "balas dendam" dengan belanja berlebihan. Hati-hati, kebiasaan ini bisa merusak keuangan. Untuk menghindari pembelian impulsif, buat daftar belanja berdasarkan prioritas dan tunggu beberapa hari sebelum membeli barang yang tidak begitu penting. Evaluasi apakah barang tersebut benar-benar diperlukan atau hanya keinginan sesaat.
Meskipun Lebaran sudah berlalu, semangat hidup sederhana seharusnya tetap dijaga. Gaya hidup hemat bukan berarti pelit, tetapi lebih kepada bijak dalam mengelola uang. Kebiasaan sederhana seperti membawa bekal ke kantor, mengurangi makan di luar, dan membatasi langganan digital yang tidak terpakai, bisa membantu kamu lebih tenang secara finansial.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.