Menu

Selain Prestasi Akademik, Moms Harus Tahu Faktor Lain Kesuksesan Anak, Cus Intip!

01 Juni 2025 23:20 WIB
Selain Prestasi Akademik, Moms Harus Tahu Faktor Lain Kesuksesan Anak, Cus Intip!

Sumber Konten: istimewa

HerStory, Jakarta —

Selama ini, kesuksesan sering diartikan dengan nilai akademik yang tinggi. Namun seiring perkembangan zaman, definisi kesuksesan pun perlu ikut berubah. Universitas-universitas terkemuka dunia—serta tantangan global di masa depan—menuntut lebih dari sekadar nilai “A”. Mereka mencari siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter etis, mampu berkomunikasi dengan baik, dan tangguh dalam menghadapi perubahan.

Untuk membantu orang tua memahami makna kesuksesan dalam konteks masa kini, Redea Institute, yang menaungi jaringan Sekolah HighScope Indonesia, mengundang Dr. Thomas Guskey, pakar pendidikan yang diakui secara global, dalam lokakarya khusus orang tua bertajuk "Beyond the ‘A’: What Universities Really Want—and What Your Child Truly Needs" yang diadakan di Jakarta (Rabu, 21 Mei 2025) dan Denpasar, Bali (Jumat, 23 Mei 2025). Dr. Guskey adalah Fellow dari American Educational Research Association dan telah menerima berbagai penghargaan tertinggi atas kontribusinya dalam menghubungkan riset dengan praktik nyata di dunia pendidikan. Ia telah menulis dan menyunting lebih dari 30 buku pemenang penghargaan serta menerbitkan lebih dari 300 artikel dan makalah profesional.

Dalam sesi ini, Dr. Guskey membagikan wawasan praktis dari hasil penelitian dan pengalamannya selama puluhan tahun di bidang asesmen siswa, pembelajaran profesional, dan reformasi pendidikan. Ia menekankan bahwa meskipun prestasi akademik tetap penting, hal itu bukan lagi satu-satunya penentu kesuksesan masa depan. Menurut survei yang dilakukan oleh National Association for College Admission Counseling (NACAC) tahun 2023, selain nilai, faktor penting yang juga dipertimbangkan oleh universitas dalam menerima mahasiswa baru mencakup atribut karakter positif (28,3%), esai dan contoh tulisan (18,9%), serta minat yang ditunjukkan terhadap universitas tersebut (15,7%).

“Menurut Anda, berapa lama rata-rata petugas penerimaan membaca data setiap pelamar sebelum membuat keputusan? Ingat, ini adalah universitas terkemuka yang hanya menerima 3% sampai 7i pelamarnya—dan mereka mengatakan hanya butuh waktu 6 menit untuk memutuskan,” ujar Dr. Guskey, yang juga merupakan rekan penulis buku Life Skills for All Learners bersama CEO Redea Institute, Antarina S.F. Amir. Ia menekankan bahwa petugas penerimaan sangat menghargai keterampilan hidup yang berperan penting dalam kesuksesan siswa di perguruan tinggi dan dunia kerja, seperti kemampuan beradaptasi, berpikir kritis, berkolaborasi lintas budaya, dan berkontribusi bagi komunitas. “Inilah hal-hal yang ingin diketahui oleh universitas terkemuka dunia. Dan kerangka kerja yang dikembangkan oleh Redea Institute—tidak hanya dalam pengembangan keterampilan ini, tetapi juga dalam asesmen dan pencatatannya di rapor serta transkrip nilai—sungguh luar biasa. Apa yang mereka lakukan jauh melampaui banyak institusi lainnya di dunia.”

Selama sesi berlangsung, para orang tua diajak untuk melihat bagaimana pendekatan pendidikan yang lebih menyeluruh—menggabungkan keunggulan akademik dan keterampilan hidup—dapat memampukan siswa untuk tidak hanya masuk ke universitas ternama, tetapi juga berkembang dan sukses setelahnya. Sesi ini juga menampilkan testimoni dari Raja Michael Hegarty, siswa kelas 12, yang menceritakan bagaimana sekolah membekalinya dengan keterampilan hidup esensial yang turut mendukung proses seleksi masuk universitas.

“Saya bersyukur dapat diterima di beberapa universitas. Dalam memilih yang terbaik, saya perlu banyak berpikir kritis dan refleksi diri. Saya bertanya, jurusan dan universitas mana yang bisa memberikan apa yang saya butuhkan untuk mencapai cita-cita saya? Apakah mereka menyediakan mata kuliah yang saya perlukan?” Raja juga berbagi bagaimana berbagai kesempatan belajar di sekolah memperkaya portofolionya dalam proses pendaftaran universitas.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Dr. Thomas Guskey bersama dengan Redea Institute juga berkunjung ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia. Redea Institute terus berkomitmen mendampingi para orang tua sebagai mitra dalam membentuk pembelajar sepanjang hayat dan pemimpin masa depan. Antarina S.F. Amir, Pendiri dan CEO Redea Institute, mengucapkan terima kasih kepada seluruh orang tua Sekolah HighScope Indonesia yang telah berpartisipasi dalam lokakarya ini.

“Kini saatnya kita meninjau ulang apa makna kesuksesan yang sebenarnya—dan bagaimana kita bisa mempersiapkan anak-anak kita sebaik mungkin.”

Baca Juga: Dukung Industri Seni di Indonesia, Akademi Art & Webtoon KY Academy Resmi Diluncurkan

Baca Juga: Lemahnya Softskill Jadi Salah Satu Pemicu Sulit Mendapat Pekerjaan, Ini yang Harus Moms Lakukan untuk Meningkatkan Kemampuan Anak

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Ida Umy Rasyidah

Artikel Pilihan