Ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar. (pinterest/freepik)
Orang biasanya sering marah karena merasa enggak didengarkan, enggak dianggap serius, atau bahkan enggak dihargai. Dengan begitu, ia merasa kecewa dan diabaikan.
Untuk menghindari meradangnya amarah pasangan, sebaiknya kamu coba dengarkan dia secara aktif sampai ia merasa didengarkan dan dipahami. Cobalah validasikan perasaan dan pengalaman yang diceritakan. Validasi adalah salah satu cara kita mengkomunikasikan penerimaan diri kita sendiri dan orang lain.
Di bawah amarah biasanya terletak emosi yang lebih dalam, seperti ketakutan, kesedihan, atau rasa sakit, yang mungkin kurang dipahami oleh orang lain. Untuk waktu yang singkat, kemarahan berfungsi sebagai perisai pelindung dan membuat pasanganmu merasa kuat dan terkendali. Namun, jika pasanganmu marah terus menerus tentu akan membuat dirinya tersakit.
Untuk itu, sebagai pasangan kamu harus berupaya untuk sabar demi memperkerung suasan. Kesabaran dan kasih sayang adalah
Ketika pasangan marah, kamu bisa coba cari tahu masalah apa yang memicu kemarahannya. Jika kamu bisa mengetahui pemicunya, kamu akan tahu langkah apa yang harus dilakukan untuk meredakan emosinya. Hal ini tentu sangat berguna untuk keberlangsungan hubungan.
Tak ada gunanya menangani masalah ketika kondisi tengah didominasi oleh kemarahan. Berikan waktu bagi energi negatif untuk mereda setelah itu selesaikan masalah.
Saat sudah tenang, atasi masalah yang menjadi pemicu amarah pasangan. Ini mungkin membuat pasanganmu menjadi lebih terbuka untuk membeberkan masalah yang dialami hingga memicu kemarahannya.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: