Ilustrasi wanita dengan hijab (Unsplash/Ilham Akbar Fauzi)
Tradisi kedua dari Jawa Barat ialah tradisi Kuramasan yang artinya berkeramas dalam dialek Sunda. Kuramasan merupakan serangkaian tradisi mandi besar atau yang biasa dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan mandi taubat. Dapat diartikan jika mandi taubat merupakan mandi dengan mengharapkan pengampunan dosa dari Allah SWT.
Pada dasarnya, tradisi Kuramasan berkaitan dengan kata keramas, dengan membasuh seluruh tubuh dimulai dari kepala secara sempurna. Tradisi ini menunjukkan sebuah simbol dari pembersihan dan penyucian diri secara lahir maupun batin, sebagai bagian dalam penyambutan bulan suci Ramadan.
Tidak hanya di dalam keluarga, biasanya acara keramasan biasa dilakukan di lingkungan masyarakat sekitar, dengan cara saling memaafkan antaranggota masyarakat di lingkungan sekitar.
Tradisi terakhir adalah tradisi Munggahan. Tradisi ini cukup populer di kalangan masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat untuk menyambut datangnya Ramadan. Kata Munggahan sendiri berasal dari ungkapan munggah, yang berarti naik atau meningkat. Secara harfiah tradisi Munggahan mampu meninggikan derajat seseorang dalam perubahan di berbagai hal, terutama soal kebaikan di bulan Ramadan nantinya.
Bagi masyarakat Sunda di Garut, acara munggahan biasa digunakan sebagai penyambutan hari pertama bulan suci Ramadan dan dianggap mampu meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT selama bulan suci Ramadan.
Ada dua macam istilah munggahan. Pertama munggah adat, yakni adanya peningkatan dalam hal adat atau kebiasaan yang berkembang di masyarakat sekitar. Kedua munggah darajat, yakni adanya peningkatan derajat ketakwaan seseorang selama melaksanaan bulan suci Ramadan.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.