Tari Giring-giring khas Kalimantan Tengah. (Kebudayaan.kemendikbud.go.id/Edited by herstory)
Tari Gangereng atau lebih terkenal dengan tari Giring-giring merupakan salah satu tradisi yang berasal dari Suku Dayak Ma’anyan di Provinsi Kalimantan Tengah. Tarian ini menjadi simbol persantuan antara generasi muda dan tua baik laki-laki maupun perempuan.
Melansir laman Kebudayaan.kemendikbud.go.id, tarian ini sudah ada sejak zaman nenek moyang. Tarian ini berasal dari daerah Paju Ampat, Kecamatan Dusun Timur Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.
Seiring berjalannya waktu, tarian ini pun sudah menyebar luas ke Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Meskipun menyebar di beberapa daerah, tarian Giring-giring memiliki gerak dasar yang sama, yakni gerak dasar Manasai dengan musik yang berbeda.
Tari Giring-giring awalnya bernama Tari Gangereng. Gangereng adalah salah satu alat atau properti yang digunakan dalam menari. Properti itu adalah stik atau gantar dan gangereng.
Stik atau gantar terbuat dari papan yang berbentuk replika talawang atau perisai berukuran 8 cm x 120 cm yang digunakan pada tangan kiri. Sedangkan gangereng adalah benda yang terbuat dari seruas bambu yang ujung-ujung rongganya ditutup menggunakan kayu ringan serta bagian tengah bambu dilubangi kemudian bambu tersebut diisi dengan biji buah merah yang sudah tua dan digunakan /dipegang menggunakan tangan kanan.
Ganggereng digunakan dalam tarian untuk mengeluarkan bunyi dan nada yang harmonis. Sedangkan stik atau gantar yang merupakan replika dari talawang/perisai merupakan replika dari senjata tradisional tombak atau bambu runcing yang menjadi senjata masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah dalam berperang melawan penjajah.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.