Anak melihat kedua orang tuanya bertengkar. (Pexels/cottonbro)
Sebaik-baiknya hubungan pasangan suami istri, pasti akan ada beberapa pertengkaran di dalamnya. Dan beberapa pertengkaran biasanya disebabkan oleh masalah yang sepele.
Meski begitu, enggak jarang para orang tua kelepasan untuk bertengkar di depan anak-anak. Tak hanya mengeluarkan suara dengan nada tinggi, beberapa orang tua juga melakukan KDRT di depan anak-anaknya.
Konflik ini pasti akan berdampak pada anak-anak. Pertengkaran fisik serta kata-kata penghinaan cenderung menciptakan kerusakan emosional pada anak dalam jangka panjang.
Melansir laman Verywell Family (10/4/2021) pada tahun 2012 ada sebuah penelitian diterbitkan dalam jurnal Child Development yang mengamati efek konflik orang tua pada anak-anak. Sebanyak 235 keluarga yang terlibat dalam penelitian ini berasal dari taman kanak-kanak hingga kelas satu SMP.
Tujuh tahun kemudian para peneliti menemukan bahwa anak-anak kelompok TK yang sering melihat orang tuanya bertengkar lebih cenderung mengalami depresi, kecemasan, dan masalah perilaku pada saat tumbuh menjadi dewasa.
Itu bukan satu-satunya masalah yang mungkin dihadapi anak-anak ketika melihat orang tua sering bertengkar. Berikut adalah beberapa hal yang ditemukan para peneliti ketika memeriksa efek pertengkaran orang tua terhadap anak-anak:
Sebuah studi tahun 2013 yang diterbitkan dalam Child Development menemukan bahwa anak-anak yang merasa stres karena sering melihat orang tuanya bertengkar sering mengalami gangguan kinerja kognitif. Peneliti menemukan bahwa ketika orang tua sering bertengkar, anak-anak lebih sulit mengatur perhatian dan emosinya.
Sementara itu, penelitian lain menemukan bahwa hidup dalam keluarga yang penuh dengan konflik akan meningkatkan risiko nilai akademis yang buruk hingga bisa putus sekolah.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.