Menu

Mengenal Nokeso, Upacara yang Dilakukan Anak Perempuan demi Menyambut Usia Dewasa Khas Sulawesi Tengah

16 April 2021 18:00 WIB
Mengenal Nokeso, Upacara yang Dilakukan Anak Perempuan demi Menyambut Usia Dewasa Khas Sulawesi Tengah

Ayah yang disebut Langgai Ntoniasa dan anak perempuan yang disebut Toniasa menjalankan prosesi adat Nokeso di Salena, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (13/1/2020). (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/ama)

Selama dipinggit 3 hari 3 malam, Toniasa dilarang untuk ke luar dari songgi. Mereka melakukan segala aktivitas di dalam songgi, termasuk makan, minum dan buang air.

Saat dipingit, mereka juga melakukan perawatan tubuh dengan menggunakan bedak khusus yang diberi bermacam-macam campuran dari tumbuhan yang wangi. Bedak tersebut dibuat dari beras ketan agar Toniasa tampil cantik dan bersih ketika upacara berlangsung. Selain itu, mereka juga mewarnai kukunya dengan menggunakan daun pacar (no katute).

Ketika selesai dipinggit, para penyanyi pun membuka songgi saat di pagi hari sebelum fajar terbit. Para penyanyi melantunkan n lagu dan syair suci yang terdiri atas 7 orang tua laki mengelilingi songgi, sampai matahari terbit di pagi hari. Setelah songgi dibuka, Toniasa pun diberi makan setelah itu dibawa ke sungai oleh keluarga dengan cara niponde (dipikul di atas bahu dengan kedua kakinya bergantung di bagian dada), dan diiringi dengan bunyi-bunyian instrumen dari bambu, gong, dan gendang.

Di sungai mereka nijunu (dimandikan dengan membasahi seluruh badannya) dan noisu (membersihkan rambut). Selanjutnya toniasa diantar kembali ke rumah dengan berjalan kaki. Di sepanjang jalan toniasa tak diperkenankan menginjak tanah. Setiap langkah harus menginjak 7 tongkam daun pinang yang disiapkan secara bergantian sampai tiba di rumah.

Sebelum masuk ke rumah, toniasa rnengeliling rumah tiga kali dengan diiringi irama bunyi yang terus bertalu-talu sampai menginjak tangga adat naik (lanjara). Lanjara adalah tangga yang dibuat khusus dari bambu emas sebanyak dua buah, masing-masing tangga naik dan tangga turun khusus bagi para toniasa.

Setelah berada dalam rumah toniasa diberi pakaian adat oleh inonuvelo, dengan diiringi oleh gane-gane (mantera) yang berisi harapan dan doa agar dengan pelaksanaan upacara tersebut toniasa terhindar dari berbagai gangguan.

Ritual selanjutnya adalah melakukan tombak kerbau atau manjaku. Para Toniasa dibawa turun ke tanah untuk menombak kerbau yang sudah siap diikat di dekat tangga yang akan disembelih dalam pesta tersebut.

Setelah selesai, penyanyi kembali melantunkan syair dan lagu yang isinya melukiskan tujuan dan jalannya acara yang telah dan sedang dilakukan selama ini. Isinya penuh harapan dan doa, kiranya toniasa bebas dari gangguan rohani dan jasmani, panjang umur, mudah dan selamat mendapatkan jodoh dan keturunan yang baik-baik. Juga penuh nasihat dan itibar akan sang toniasa jangan membuat orang tua malu, dan hendaknya selalu patuh dan setia kepada orang tua. Setelah selesai, maka toniasa naik ke rumah, dan acara pesta makan pun dimulai.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: