Bidan merupakan profesi mulia yang juga penuh risiko. Bidan punya peran yang besar dalam membantu ibu hamil untuk melahirkan.

Memperingati hari bidan internasional, Ikatan Bidan Indonesia bersama Knowledge Hub Kesehatan Reproduksi Indonesia, Kantor Staff Presiden (KSP), dan UNFPA menyelenggarakan webinar yang membahas kesejahteraan dan pendidikan bagi para bidan.

Prof. Dr. Budi Utomo MPH, PH.D menyebutkan beberapa tantangan bagi bidan di Indonesia. Pertama, angka kematian ibu yang masih tinggi sebesar 30 persen per 100.000 kelahiran hidup atau dua kematian ibu per jam.

Berdasarkan data, kematian ibu dan bayi di Indonesia masih merupakan salah satu yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN. Ini masih harus menjadi prioritas dalam pembangunan kesehatan pada era 2020-2024.

Dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi, bidan punya peran strategis untuk menjaga siklus kehidupan. Di masa sebelum, saat, dan pasca persalinan.

"Tak hanya memberi pelayanan kebidanan tapi juga mengelola, penyuluh, konselor, dan fasilitator untuk meningkatkan kesadaran masyarakat," ujar dr. Kirana Pritasari, kepala bidan PPSDMK.

Kedua, tugas bidan yang kompleks, pendidikan dan praktik klinik yang kurang menyebabkan pelayanan tak sesuai standar.

Kondisi ini terjadi karena akses pelayanan kesehatan yang terbatas. Untuk selanjutnya, pemerintah diharapkan memprioritaskan kesehatan ibu dan bayi dengan seksama agar kesehatan ibu dan bayi jadi terjamin.

Ketiga, lemahnya mekanisme supervisi dan juga mutu bidan yang sudah berpraktik. Diperlukan penyuluhan, seminar, dan acara edukasi lainnya agar bidan-bidan di Indonesia dapat menjadi perantara untuk memajukan kesehatan ibu dan anak di Indonesia.