Orang tua sedang bermain dengan anak. (pinterest/freepik)
Hal kedua yang sangat penting untuk diterapkan adalah mengizinkan anak berbuat salah. Bukan selalu berarti buruk, sebagai orang tua harus mengajarkan bahwa saat berbuat salah akan ada pelajaran yang bisa dipetik.
Orang yang percaya diri tak akan membiarkan rasa takut akan kegagalan menghalangi merek, bukan karena mereka yakin tak akan pernah gagal, tetapi karena mereka tahu bagaimana menghadapi kesalahan dengan tenang.
Alih-alih memfokuskan seluruh energi mereka pada apa yang sudah mereka kuasai, ada baiknya anak-anak melakukan diversifikasi. Mencapai keterampilan baru membuat anak-anak merasa mampu dan percaya diri bahwa mereka dapat mengatasi apa pun yang akan menghadang.
Wajar jika ingin melindungi anak dari kegagalan, tetapi coba-coba adalah cara anak-anak belajar, dan gagal mencapai tujuan membantu anak-anak mengetahui bahwa itu bukanlah hal yangfatal. Ini juga dapat memacu anak-anak untuk berusaha lebih keras, yang akan bermanfaat bagi mereka ketika sudah dewasa.
Belajar untuk enggak menyerah saat melakukan kegagalan adalah hal yang paling penting untuk mengembangkan rasa kepercayaan diri. Ketika gagal, anak akan belajar untuk tekun melakukan hal tersebut hingga berhasil. Ketika anak melakukan hal ini, orang tua harus memberikan dukungan agar anak bisa tampil percaya diri.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.