Ilustrasi orang sedang membaca. (Unsplash/Edited by HerStory)
"Sebenarnya tak hanya generasi sekarang karena survei selama bertahun-tahun membuktikan jika Indonesia terus berada di urutan terbawah dalam hal literasi. Kalau kita lihat beberapa waktu lalu, survei yang dilakukan Perpustakaan Nasional menunjukan bahwa orang Indonesia rata-rata hanya membaca 2 sampai 3 buku dalam tiga bulan. Artinya, satu bulan itu rata-rata hanya satu," ujar Budi.
"Sekarang ini orang bisa mendapat informasi dengan cepat dari mana saja. Mungkin kebanyakan orang mendapatkan informasi terbaru bukan dari media seperti Tempo atau Warta Ekonomi, melainkan dari TikTok, Youtube, dan Instagram. Ini menjadi demokratisasi informasi yang mau tidak mau memang akhirnya membuat kita makin merasa tidak relevan dengan membaca buku. Kecuali, kita bisa memaksa mereka dengan konten-konten yang menarik sehingga memaksa mereka untuk lebih ingin tahu sehingga mereka akan mencari informasi lebih dalam. Sekali lagi ini bukan hanya untuk generasi muda sekarang karena anak zaman sekarang itu lebih pintar karena mereka bisa menciptakan hal-hal yang luar biasa. Itu bisa mereka lakukan karena membaca, tetapi membaca yang lebih spesifik," sambungnya.
Budi pun mengatakan bahwa #BacaSampaiTuntas itu sangat diperlukan untuk memahami secara keseluruhan isi artikel atau isi tulisan. Jelas, pasti menjadi suatu hal yang benar jika seorang penulis pasti ingin tulisannya dibaca.
"Kalau ingin dibaca pasti dia menggunakan judul yang menarik. Tetapi perlu disadari kalau judulnya menarik, kita perlu membacanya sampai habis ke bawah. Selesai membaca pun kita harus melihat sudut pandang yang lain dengan membaca artikel lainnya. Ini merupakan hal yang harus kita lakukan," tukasnya.
"Harapan saya, terutama bagi teman-teman yang bergerak di bidang media, kita harus menghindari penggunaan judul clickbait yang hanya menarik click saja atau hanya judul yang tidak mencerminkan isi karena kebiasaan orang hanya membaca judul itu sangat berbahaya. Mudah-mudahan kita bersama-sama memperbaiki karena kita bertanggung jawab kepada masyarakat untuk menyediakan informasi yang kredibel. Untuk masyarakat bisa dimulai dari mencoba berpikiran terbuka sehingga makin banyak persepektif yang diterima. Jangan bersikap terlalu parsial sehingga menutup kebenaran yang ada di tempat lain," tutupnya.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.