Menu

Ini 6 Wanita Pejuang Feminisme di Indonesia! Mulai dari RA Kartini sampai Ratna Sarumpaet!

22 April 2020 16:30 WIB
Ini 6 Wanita Pejuang Feminisme di Indonesia! Mulai dari RA Kartini sampai Ratna Sarumpaet!

Ilustrasi demonstrasi. (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, kamu tahu enggak sih apa arti dari feminisme? Feminisme adalah sebuah gerakan perempuan yang memperjuangkan emansipasi atau persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria tanpa adanya diskriminasi. Feminisme juga berarti suatu gerakan emansipasi wanita, gerakan dengan lantang tentang perbaikan kedudukan wanita dan menolak perbedaan derajat antara pria dan wanita.

Nah, intinya, feminisme adalah bagaimana wanita dapat memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam hal mengembangkan diri. Para penggerak feminisme telah memperjuangkan kesetaraan hak sejak abad ke-18. Siapa saja sih wanita-wanita yang menjadi pejuang feminisme di Indonesia?

Baca Juga: Deretan Kartini Masa Kini Versi Warganet, Sosok Ibu Jadi Sorotan!

Yuk, intip rekam jejak para pejuang feminisme di Indonesia!

1. R.A. Kartini

Gerakan feminisme dimulai sejak abad ke-18 dan berkembang pesat di abad ke-20an yang dimulai dengan penyuaraan persamaan hak politik bagi perempuan. Kartini adalah sosok yang dapat dikatakan sebagai pelopor Gerakan Feminisme.

Sosok Kartini yang pandai dalam berbahasa Belanda, membuat dirinya sering menulis surat kepada teman-temannya yang berasal dari Belanda.

Rosa Abendanon adalah salah satu koresponden asal Belanda yang mendukung Kartini dalam melakukan keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

2. Gadis Arivia

Perempuan kelahiran New Delhi, India, 8 September 1964 ini adalah seorang aktivis gerakan perempuan, Doktor filsafat Universitas Indonesia, serta pendiri Yayasan Jurnal Perempuan.

Ketertarikan Gadis soal feminisme sudah ada sejak masa kuliah. Saat itu, di Indonesia, feminisme masih menjadi teori atau wacana yang dianggap baru. 

Gadis mulai dikenal sejak peristiwa penangkapannya saat berdemonstrasi bersama puluhan ibu lainnya yang tergabung dalam Suara Ibu Peduli, menyuarakan isu kelangkaan susu bayi pada tahun 1998.

Baca Juga: Mengenang Sosok Kartini, Yuk Tonton Ketiga Film Inspiratifnya!

3. Ayu Utami

Pada tahun 1998, Ayu Utami menjadi pemenang sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta. Mulai dari situ, Ayu dikenal dengan novelnya yang berjudul "Saman". Novel tersebut dianggap telah memberikan warna baru bagi dunia sastra Indonesia.

Selain novel "Saman", Ayu juga menulis banyak karya tentang feminisme, seperti Larung, Bilangan Fu, Lalita, Manjali dan Cakrabirawa, dan lainnya. Ayu Utami dikenal dengan penggerak feminisme yang berjuang lewat kata-kata.

4. Aquarini Priyatna Prabasmoro

Bagi Aquarini, feminisme merupakan gerakan yang mengkritisi adanya ketimpangan dalam struktur sosial masyarakat. Mempelajari tentang feminis, membuat Aquarini semakin cemerlang sebagai perempuan yang terus mengkritisi persoalan kaumnya dari kacamata kebudayaan.

Baca Juga: Intip Yuk 4 Tradisi Peringatan Hari Kartini yang Tak Bisa Dilakukan karena Pandemi Corona

5. Toety Heraty

Toety Heraty pernah pernah menjabat sebagai Ketua Yayasan Mitra Budaya Indonesia. Pada tahun 1998, Toety mendirikan Jurnal Perempuan. Dirinya banyak menulis tentang pemikiran perempuan, makanya Toety dianggap sebagai pejuang feminis di Indonesia. 

Sepanjang hidupnya, Toety Heraty mengabdi pada organisasi Suara Ibu Peduli, yaitu organisasi non-pemerintah yang memperjuangkan pemberdayaan perempuan.

6. Ratna Sarumpaet

Siapa yang enggak kenal dengan Ratna Sarumpaet? Naskah drama 'Marsinah: Nyanyian dari Bawah Tanah' menjadi karya pertamanya yang lahir dan terjun langsung mencari duduk perkara yang jelas tentang kasus pembunuhan Marsinah. 

Ratna Sarumpaet dikenal sebagai aktivis perempuan yang pro-demokrasi dan juga selalu menyuarakan permasalahan yang menimpa kaum wanita.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.