Ilustrasi ibu yang mengancam anak. (Pinterest/Freepik)
Tak hanya anak-anak, orang dewasa juga memiliki kebiasaan menggigit kuku saat stres. Jika kebiasaan menggigit kuku pada masa kanak-kanak tak dikoreksi pada waktu yang tepat maka akan berlanjut hingga dewasa dan menjadi kebiasaan yang menetap.
Menurut Nemours Foundation yang berbasis di AS, diperkirakan 30-60% anak-anak dan remaja menggigit satu atau lebih kuku. Meskipun alasan sebenarnya atau penyebab menggigit kuku tak diketahui, banyak yang percaya bahwa itu disebabkan oleh stres dan kecemasan.
Jika kamu sering melihat bibir bawah anak pecah-pecah atau kering, bisa jadi karena kebiasaan menghisap bibir. Alasan utama kebiasaan itu adalah bibir kering, kecemasan, atau ketidaksejajaran gigi.
Saat bibir kering, anak cenderung menjilat atau menghisap bibir untuk melembabkannya. Juga, ketika mereka baru mengenal lingkungan apa pun atau merasa stres, mereka cenderung mengisap atau menjilat bibirnya secara tak sadar.
Dalam beberapa kasus, jika gigi atas menonjol di atas gigi bawah, hal itu dapat mengakibatkan bibir menggigit atau mengisap. Jika anakmu mengalami masalah ini, segera bawa ke dokter gigi untuk ditangani lebih lanjut.
Mengisap atau menggigit bibir secara terus-menerus dapat menyebabkan bibir dan kulit di sekitar mulut menjadi merah, bengkak, dan teriritasi. Ini juga dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan dan menyebabkan kerusakan jaringan bibir dalam beberapa kasus.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.