Menu

Psikolog: Indigo Perlu Dukungan untuk Membentuk Masa Depannya

20 Januari 2020 07:25 WIB
Psikolog: Indigo Perlu Dukungan untuk Membentuk Masa Depannya

Potret garayscale anak kecil (Unsplash/Sabine van Straaten)

HerStory, Jakarta —

Indonesia adalah salah satu negara yang masih sangat kental sisi mistisnya. Banyak anak yang terlahir sebagai mencuat ke publik dengan berbagai pernyataannya yang heboh. Namun, banyak juga yang menutup diri karena merasa dirinya aneh.

Saat ditemui di acara peluncuran buku Antar Aku Pulang oleh Lona Kharisma, psikolog Gisella Prariwi Tani, M.Psi mengatakan bahwa secara psikologi setiap individu punya ciri khas serta punya kelebihannya masing-masing. Diberikan oleh yang maha kuasa visi dan misi dalam menjalani hidup di dunia.

Ada individu yang spesial punya kemampuan berbeda dari individu kebanyakan, atau biasa disebut indigo. Biasanya orang yang punya gift itu enggak langsung bisa merasakannya.

"Biasanya orang yang memiliki gift enggak langsung merasa oke gue spesial. Ketika kecil justru kebanyakan mereka enggak mendapat dukungan. Enggak langsung bisa menentukan apa yang harus saya lakukan," ujarnya.

Bahkan banyak dari orang indigo mempertanyakan kewarasannya. Mereka merasa bahwa berbeda dari yang lain membuatnya aneh dan enggak layak.

Baca Juga: Anak Memiliki Kemampuan Indigo? Ini Kata Psikolog!

"Sepengalaman saya dan sharing dengan teman-teman yang mengatasi indigo, banyak yang diusia muda merasa bahwa aduh saya berbeda ya, saya harus menutupi ya, saya gak bener," katanya.

Padahal hal itu akan mempengaruhi identitas diri. Dukungan orang-orang sekitar yang mampu menghilangkan kebiasaan itu.

"Jadi memang tentunya support atau respon dari lingkungan sekitar terutama dari keluarga sebagai orang pertama yang berinteraksi itu sangat menentukan untuk masa depan bagaimana cara menghadapinya. Support dan dukungan sangat berarti," terang psikolog Gisella.

Mungkin bagi orang yang nggak memiliki kemampuan ini terasa aneh. Tetapi harus  tetap memahami makna setiap orang memiliki kondisi yang berbeda. 

"Setiap orang punya kondisi yang berbeda, strugglenya, perjuangannya masing-masing. Jadi kita mencoba, oh iya im here for you. Saya menemani journey kamu yang mungkin memang tidak mudah. Dan tidak semua orang juga memahami. Tapi dengan kehadiran mereka akan terasa sangat terbantu," kata psikolog Gisella.

Ia juga mengatakan bahwa orang yang memiliki gift itu harus merefleksikan dirinya. Harus memiliki tujuan ke arah mana. Setiap individu punya kemerdekaan untuk memilih mana jalan yang ingin ditempuh, enggak terkecuali para indigo.

"Harus tahu konsekuensinya seperti apa. Harus banyak sharing dengan orang lain agar banyak masukan untuk kita melihat lebih clear lagi. Memiliki stigma tapi kita harus berdamai dengan diri kita karena bagaimanapun gift itu stuck di diri kita," tutupnya.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Nada Saffana

Artikel Pilihan