Pakar Psikolog Klinis yang juga seorang Seksolog, Zoya Amirin,M.Psi.,FIAS (IG @zoyaamirin/Edited By HerStory)
Lalu, apa yang harus dilakukan kala mengalami gangguan kecemasan?
Kata Zoya, pertama kita harus tanyakan ke diri kita sendiri apa yang harus dilakukan. Kenapa kita cemas, kita harus berpikir deductive thinking. Kita harus me-manage dulu toxic positifity-nya ini.
“Cemas itu wajar. Karena jika kita sering mengacuhkan apa yang dirasakan, dan tidak memvalidasi perasaannya sendiri, itu yang akan membuat seseorang mengalami gangguan mental,” papar Zoya.
Lebih jauh, Zoya pun mengingatkan agar kita menghindari orang dengan toxic positivity. Menurutnya, seseorang yang berempati itu akan berusaha memahami perasaan kamu. Tapi, seseorang dengan toxic positivity biasanya hanya akan membicarakan tentang dirinya sendiri. Misalnya saat kamu mengalami masalah, lalu temanmu hanya menceritakan tentang dirinya jika mengalami masalah itu tanpa memperhatikan perasaanmu.
“Jadi kalau ada orang yang sering ngomong ‘ya niat aku kan baik’. Hello… kamu harus tahu, kalau niatan kamu baik, please jangan jadi orang dengan toxic positifity, niatan yang baik itu juga harus dipikirkan dampaknya. Ketika kamu berniat baik, dampaknya apa buat orang lain. Ketika kamu memikirkan dampaknya, kamu jadi orang yang considerate, nah ketika kamu jaid orang seperti itu jadi kamu gak nyusahin orang lain. Jadi jangan sampai ketika kita berbuat kesalahan, kita berlindung di balik ‘niatan baik’ itu,” tuntas Zoya.
Nah Beauty, menyemangati dan mendukung orang yang sedang mengalami masalah itu perlu, tapi jangan sampai penyemangat kita justru menjadi ‘racun’ bagi orang lain ya!!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: