Permasalahan Bambang Pamungkas yang mencoret nama putrinya, Jane Abel dari KK (Kartu Keluarga) sempat heboh beberapa waktu lalu. Jane Abel sendiri mengaku masih berusaha mencari keadilan atas dirinya. Ia mengatakan hanya ingin lebih dekat dengan sang ayah.

Jane Abel kemudian bercerita saat itu datang dari Solo ke Jakarta demi bertemu Bambang Pamungkas. Meski niat tersebut tercapai, ada satu momen yang membuatnya terluka sebagai anak. Awalnya Jane berniat merekam percakapannya dengan Bambang Pamungkas sebagai kenang-kenangan.

"Saya merekam sengaja, karena iseng-iseng kan jarang mau dijadikan memori (kenangan) gitu," tutur Abel di channel YouTube INSERT

"Saya datang, saya (nyalakan) Voice Note, saya rekam jadi selama satu itu semuanya." lanjutnya.

Tak lama kemudian istri Bambang Pamungkas, Tri Buana Tungga Dewi muncul. Di kesempatan itu, Jane Abel mendengar pernyataan yang membuatnya begitu kecewa.

"Itu kondisinya, ayah di situ (ada), HP saya (yang) ditinggal dalam kondisi memang merekam," jelas Abel.

"Nah ketika itu, Bu Dewi datang dan bilang, 'Kenapa Abel bisa di Jakarta? Kok bisa lepas? Bude tuh bagaimana jagain dia? Kenapa dia bisa dibolehin ke Jakarta?'" tuturnya.

Jane Abel juga mengatakan saat itu ada percakapan ketika sang ibu sambung memintanya untuk pulang ke Solo. Hal tersebut disampaikan Tri Buana Tungga Dewi ke Bambang Pamungkas.

"'Kamu suruh dia pulang, marahin dia, marahin bude.' Karena aku kan dititipin ke Bude kan di Solo," ucap Jane Abel menirukan ucapan Tri Buana Tungga Dewi.

"(Suruh) Marahin Bude karena kenapa dia (Abel) bisa ke sini (Jakarta)." sambungnya.

"Terus, 'Ini sekarang kamu bilang sama Abel kalau kamu ada acara jam 2 jadi kamu harus pergi jam 1, suruh dia pulang'. Seperti itu," lanjut Jane Abel.

Sejauh ini memang belum ada penjelasan dari Bambang Pamungkas terkait pernyataan Jane Abel tersebut. Meski begitu, Jane Abel memastikan tak punya masalah apapun dengan Tri Buana Tungga Dewi.

"Saya memang nggak ada masalah sama beliau, maksudnya sama Ibu Tri Buana itu," ungkap Jane Abel.

"Intensitas saya untuk ngobrol, ketemu sama beliau juga jarang. Dari 100 persen, itu sekitar dua-tiga persen doang gitu lho ngobrolnya. Jadi nggak tahu juga masalahnya di mana." pungkasnya.