Selain itu, saran Pritta, orang tua pun harus bekali anak dengan knowledge tentang semua cakupan bahasan pelecehan seksual dan seks bebas. Selain itu, orang tua juga perlu menjadi sosok kind but firm.

“Kita sebagai orang tua harus terbuka dengan pembahasan apapun. Namun, tetap harus tegas tentang nilai dan aturan yang disepakati anak dan orang tua. Kalau ada masalah anak tentang pelecehan seksual atau bullying bisa langsung mengajak anak untuk membicarakannya dengan orang tua,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Socialpreneur, Iim Fahima Jachja, pun mengatakan perlu adanya kontrol dan pengawasan untuk anak agar terhindar dari pelecehan seksual atau bahkan seks bebas.

"Orang tua pun disarankan harus tetap memantau obrolan anak di sosial media, email, aplikasi WhatsApp, agar mereka tidak ‘terbakar’ dampak pelecehan seksual di masa depan," kata Iim.

Lalu, bagimana kalau anak ternyata jadi korban pelecehan seksual? Apa yang harus dilakukan orang tua?

Dikatakan Pritta, sebagai orang tua, Moms dan suami harus memastikan kesehatan psikologis dan fisik anak yang menjadi korban pelecehan seksual.

Secara psikologis, orang tua pun harus menjadi teman si anak dan datang mejadi teman yang netral. Jangan memaksa mereka untuk bercerita. Yang penting adalah menjadi orang yang selalu ada mendampingi di sisi mereka. Lalu setelah psikologis anak aman, orang tua baru lakukan pengecekan fisik anak.

“Setelah memastikan psikologis dan fisik aman, datangi tempat kejadian pelecehan tersebut. Misalnya terjadi di sekolah, maka datangi sekolahnya dan bicarakan dengan kepala sekolah tanpa membawa anak kita,” tuntasnya.

Semoga informasinya bermanfaat ya, Moms!

Baca Juga: Viral Anak SMP dan SMA di Klaten Terpapar HIV, Begini Cara Menjauhkan Anak dari Seks Bebas, Moms! Salah Satunya Pantau Tontonan Anak