Menu

Yuk Peduli Kesehatan! Pola Hidup Sehat seperti Ini Bisa Cegah Penyakit Fatty Liver

10 September 2021 10:05 WIB
Yuk Peduli Kesehatan! Pola Hidup Sehat seperti Ini Bisa Cegah Penyakit Fatty Liver

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari RS Pluit Jakarta, dr. Tities Anggraeni Indra, Sp.PD. (Dok. Pribadi)

HerStory, Bogor —

Beauty, tahukah kamu bahwa hati merupakan organ yang memiliki banyak fungsi penting bagi tubuh, salah satunya memecah lemak dari makanan untuk diubah menjadi energi bagi tubuh.

Namun, jika lemaknya menumpuk terlalu banyak, dapat menyebabkan penyakit perlemakan hati atau Fatty Liver. Artinya, hati tidak bisa lagi berfungsi normal, lho!

Adapun, hati yang berlemak dapat terjadi karena beberapa hal, seperti konsumsi makanan dengan kalori dan lemak yang tinggi, penyalahgunaan alkohol, kolesterol tinggi, dll.

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari RS Pluit Jakarta, dr. Tities Anggraeni Indra, Sp.PD., kebanyakan pasien perlemakan hati tak menunjukkan gejala, sehingga biasanya sering terdeteksi secara kebetulan saat pemeriksaan kesehatan secara berkala.

“Namun, pada kondisi yang sudah lanjut, sebagian ada yang melaporkan keluhan seperti rasa mengganjal di perut kanan atas, lemah dan mual,” kata dr. Tities, kepada HerStory, baru-baru ini.

dr. Tities melanjutkan, menyoal pengobatan fatty liver ini biasanya akan tergantung pada jenis dan penyebabnya. Namun, dokter mungkin merekomendasikan pasien untuk menjalani gaya hidup sehat sekaligus memberikan obat untuk mengatasi penyebab hati berlemak.

“Sampai saat ini pengobatan penyakit ini lebih ditujukan untuk mengontrol faktor risikonya seperti mengurangi berat badan dengan mengontrol pola diet dan berolahraga teratur.Apabila pasien merupakan pecandu alkohol akan disarankan untuk menghentikan konsumsi alkohol. Lalu, apabila pasien terbukti penderita diabetes maka diberikan obat-obatan antidiabetik atau insulin untuk mengontrol gula darah sekaligus mengontrol resistensi insulin,” terangnya.

“Pemberian obat-obatan Hepatoprotektor seperti Ursodeoxycholic Acid dan antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C lebih ditujukan untuk mencegah progresifitas perjalanan penyakit ini. Meskipun masih diperlukan penelitian-penelitian lanjutan untuk membuktikan konsistensi peranannya dalam tatalaksana penyakit perlemakan hati,” sambungnya.

Adapun, beberapa perubahan gaya hidup untuk membantu mengontrol penyakit fatty liver antara lain berolah raga secara rutin, menghindari alkohol dan makan makanan yang tinggi lemak, melakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui kesehatan hati, dll.

“Intinya, harus sebisa mungkin menghindari alkohol dan makan makanan yang tinggi lemak. Diharapkan juga untuk mengurangi asupan lemak total menjadi < 30>

Lebih jauh, dr. Tities pun mengatakan bahwa penderita penyakit perlemakan hati ini bisa menerima vaksiniasi Covid-19.

Dan, berdasarkan rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) tentang Pemberian Vaksinasi Covid-19, bahwa penderita penyakit hati ini layak diberikan vaksin Covid-19 (Sinovac/Inactivated) dengan catatan:

  • Vaksinasi kehilangan keefektifannya sejalan dengan progresifisitas penyakit hati. Oleh karena itu, penilaian kebutuhan vaksinasi pada pasien dengan penyakit hati kronis sebaiknya dinilai sejak awal, saat vaksinasi paling efektif/respons vaksinasi optimal.
  • Jika memungkinkan, vaksinasi diberikan sebelum transplantasi hati
  • Vaksin Inactivated lebih dipilih pada pasien sirosis hati

Semoga informasinya bermanfaat ya, Beauty!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.