Jahe. (Pixabay/Joseph Mucira)
Puasa mengacu pada menahan diri dari makanan. Ketika seseorang berpuasa selama berjam-jam, kadar glukosa mereka turun rendah. Hormon yang disebut glukagon dikeluarkan oleh pankreas untuk merangsang pelepasan glukosa yang tersimpan di hati sehingga dapat menyeimbangkan kekurangan glukosa dalam tubuh.
Menanggapi pelepasan glukosa, tubuh mengeluarkan insulin untuk menyeimbangkan kadar gula dalam tubuh. Karena penderita diabetes mengalami penurunan produksi insulin atau ketidakmampuan insulin untuk mengubah glukosa menjadi energi, glukosa darah tetap tinggi di dalam tubuh meski sudah berpuasa.
Glukosa darah puasa membantu menentukan diabetes dengan mengukur kadar gula. Memiliki kadar gula antara 100 hingga 125 mg/dL merupakan tanda pradiabetes sedangkan di atas 126 mg/dL atau lebih tinggi berarti diabetes. Glukosa darah puasa di bawah 100 mg/dL dianggap normal.
Menurut sebuah penelitian, konsumsi bubuk jahe selama 12 minggu (2 g per hari) secara signifikan dapat menurunkan glukosa darah puasa. Juga, gula darah akan berkurang pada tingkat yang lebih cepat setelah empat jam ketika dosis 100-800 mg/Kg diambil.
Sensitivitas insulin adalah penyebab utama diabetes tipe 2 karena di sini, tubuh tak dapat merespon insulin dengan baik untuk mengubah glukosa menjadi energi. Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi jahe setiap hari (sekitar 3 g) selama delapan minggu dapat menyebabkan peningkatan resistensi insulin dengan mengurangi glukosa darah puasa dan hemoglobin terglikasi (HbA1c).
Bisakah Jahe Membantu Mencegah Komplikasi Diabetes? Jawaban atas pertanyaan ini adalah ya. Jahe dapat membantu mencegah banyak komplikasi diabetes seperti nefropati diabetik (penyakit ginjal), retinopati diabetik (penyakit mata), kardiomiopati diabetik (penyakit jantung) dan neuropati diabetik (kerusakan saraf).
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.