Menu

Moms Merapat! Psikolog Ungkap Rahasia Bahagiakan Anak di Tengah Pandemi, Apa Saja?

21 September 2021 18:00 WIB
Moms Merapat! Psikolog Ungkap Rahasia Bahagiakan Anak di Tengah Pandemi, Apa Saja?

Ilustrasi Ibu dan Anak sedang Selfie (Pinterest/Reader's Digest)

HerStory, Jakarta —

Selain memengaruhi kesehatan, pandemi Covid-19 juga menyumbang kerentanan atau masalah dalam keluarga. Misalnya saja masalah ekonomi, sosial, relasi sehingga perubahan peran pada akhirnya memengaruhi kesehatan fisik maupun mental masing-masing anggota keluarga.

Psikolog anak dan keluarga, Samanta Elsener, M.Psi., mengungkap kemampuan keluarga untuk menjaga keseimbangan antara faktor positif dan negatif menjadi berkurang di masa pandemi.

Dikatakan Samanta, pandemi menjadi tantangan yang besar sekali selama 2 tahun ini yang akibatnya bisa membawa perubahan, bisa positif atau bahkan negatif di dalam rumah tangga. Samanta menuturkan, kondisi itupun akan sangat berdampak pada si kecil.

“Pertama, muncul masalah anak, anak jadi stress. Misal urusan sekoah, hobi, mainan, emosi, makan, interaksi sosial yang gak bisa mereka dapatkan. Nah, ketika anak stres, ibu ini jadi merasa bahwa masalah anak adalah masalah dia juga. Akibatnya, yang tadinya ibu gak ada masalah dengan anak, otomatis dia pun jadi ikutan stress. Dia akan merasa gak punya support system, kayaknya semua beban dalam rumah dibebankan ke ibu seorang diri, terlebih ibu tunggal, dan masalah ini siklus nya berulang lagi. Sementara masalah ibu ini banyak. Belum soal urusan kerja, urusan mental dan emosi, dll,” papar Samanta, saat sesi workshop dalam acara BincangShopee 10.10 Brands Festival: Rahasia Kebahagiaan Ibu & Anak di Tengah Pandemi, sebagaimana dipantau HerStory, Selasa (21/9/2021).

Samanta bilang, respon ibu ketika dia mengalami stres yang negatif tentu saja adalah marah. Marahnya pun akan dia ‘lampiaskan’ ke pasangan atau anak. Dan kebanyakan, ibu bakal meluapkannya ke anak.

“Secara emosi ibu akan merasa marah, kecewa, atau frustrasi yang akhirnya memunculkan perilaku menyerang ke anak. Misalnya berteriak, memaki, merendahkan anak, membandingkan anak, mengancam, atau bahkan sampai memukul. Akibatnya intensitas berantem si ibu dan anak semakin tinggi. Lalu ibu pun merasa terdistraksi atau susah konsentrasi karena anak bermasalah. Secara fisiik ibu jadi rentan lelah, tegang, stress” teranganya.

Lantas, apa yang harus dilakukan untuk menciptakan kebahagiaan ibu dan anak di tengah pandemi?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.