Ilustrasi anak laki-laki menangis. (Freepik/fwstudio)
Situasi Ini menjadi dua kali lipat terjadi pada anak laki-laki. Doyle menganalisis data dalam keluarga dari Florida dan Denmark, terlepas dari perbedaan geografis, sosial-ekonomi, dan lingkungan si Anak.
Doyle menemukan bahwa dalam keluarga dengan dua anak atau lebih, anak laki-laki kelahiran kedua 20-40 persen lebih mungkin didisiplinkan di sekolah dan akhirnya memasuki sistem peradilan pidana (akibat kenakalan remaja), jika dibandingkan dengan saudara kandung mereka lainnya.
Perilaku buruk yang membuat anak kedua lebih mudah "rewel" mungkin, pada kenyataannya, merupakan kesalahan saudara kandung mereka yang lebih tua karena saudara kandung yang lebih muda cenderung meniru perilaku kakaknya.
Doyle yakin ada beberapa penjelasan yaitu orangtua mungkin lebih fokus pada anak sulung mereka, ini mengakibatkan si Anak kedua jadi memberontak karena kurang mendapatkan perhatian dari orangtuanya.
Para peneliti berpendapat bahwa anak sulung memiliki orangtua mereka sendiri sampai bayi lain lahir. Ketika anak kedua lahir, orangtua harus membagi waktu antara kedua anaknya.
Orangtua harus memberikan pemahaman secara berkala pada anak kedua sejak dini, bahwa perilaku kakaknya tidak semua bisa dijadikan contoh untuk diikuti.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.