Ilustrasi orang tua sedang memarahi anaknya. (freepik/edited by HerStory)
Fyi Moms, menurut penelitian dari University of Mary Washington, anak-anak dengan helicopter parent ini ternyata memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi. Duh!
Ya, karena si anak kerap dibantu orang tuanya dalam setiap masalah, maka lambat laun anak pun akan menjadi pribadi yang manja dan malas berusaha. Ia akan dengan mudah beranggapan bahwa orang tuanya pasti akan membantunya.
Intervensi orangtua secara terus menerus dapat membuat anak berpikir bahwa ia tak dipercaya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. Hal itu memicu anak menjadi tak percaya pada kemampuan dirinya sendiri, Moms.
Nah, bila kamu selalu ada untuk ‘membereskan masalah’ yang dibuat anak atau mencegah terjadinya masalah sejak awal, gimana anak bisa belajar untuk mengatasi kegagalan, rasa kecewa dan kehilangan, Moms? Ini bisa membuat anak jadi kurang kompeten dalam mengatasi stres dalam hidup mereka sendiri, lho.
Kemampuan anak dalam menghadapi masalah juga gak berkembang kalau kamu terus-terusan ‘ikut campur’, Moms. Jadi jangan heran Moms kalau nanti anak gak tahu bagaimana cara menghadapi kesedihan ataupun kegagalan dalam hidupnya.
Asal kamu tahu Moms, kegagalan, tantangan dan tekanan adalah hal yang berguna bagi anak agar bisa berkembang dan mempelajari kemampuan baru. Jadi, anak harus dibiasakan sejak kecil untuk menghadapi semuanya sendiri agar kekuatan mentalnya terasah.
Nah, jika anak terbiasa dengan orang tua yang mengatur semuanya, bisa-bisa dia bakal cepat menyerah saat menemui permasalahan di masa dewasanya nanti, Moms.
Ingat ya, Moms, anak yang selalu diatur dalam kehidupan sosial dan akademiknya sangat mungkin nanti dia bakal terbiasa untuk selalu tergantung dan mengembangkan rasa kalau ia berhak mendapat yang terbaik.
Nah Moms, itulah sebagian kecil dampak buruk dari pola asuh Helicopter Parenting. Memang, sangatlah wajar jika kita mencintai anak dan ingin yang terbaik untuk mereka. Tapi ketika kamu mengintervensi mereka terlalu sering, ini bukan malah membantu tapi justru merugikan mereka, Moms.
Jadi biarkan anak belajar menghadapi tantangan sendiri, Moms. Ini bukan berarti kita membiarkan dia sendirian menghadapi masalahnya, tapi kita harus biarkan anak memandu dirinya sendiri.
Jadi, stop mendidik anak seperti itu ya, dan biarakan anak ‘terbang’ dengan caranya sendirinya, Moms.
Semoga informasinya bermanfaat, ya!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.