Menu

Stunting Bikin Genting, Apakah Bisa Diobati? Ini Jawaban Dokter...

14 Oktober 2021 15:15 WIB
Stunting Bikin Genting, Apakah Bisa Diobati? Ini Jawaban Dokter...

Ilustrasi anak-anak yang memiliki masalah gizi (Shutterstock/Gary Yam)

HerStory, Bogor —

Moms, persoalan anak stunting masih menjadi ancaman kesehatan di negara kita.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sendiri mendefinisikan stunting sebagai kondisi gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Alhasil, anak jadi lebih pendek daripada tinggi badan rata-rata usianya.

Terkait hal itu, Dokter Spesialis Anak sekaligus Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Dr. dr. Lanny C Gultom, SpA (K) Nutrisi, Metabolika, pun mengimbau para orang tua untuk terus memberikan concern yang besar untuk pertumbuhan anaknya.

Menurutnya, seringkali, orang tua gak menyadari anaknya stunting karena tak terdapat tanda khusus yang membedakannya sehingga membuat penanganannya menjadi terlambat.

"Umumnya, pasien-pasien saya kan datangnya telat ya, padahal anak sudah stunting. Tetapi kita lihat lagi, kalau kita bisa perbaiki, di bawah usia dua tahun. Kalau di atas itu, sulit," tutur dr. Lanny, saat sesi Abbott Virtual Media Briefing - Peluncuran PediaSure Formula Baru: Dukung Pertumbuhan Nyata Anak Indonesia, sebagaimana dipantau HerStory, Kamis (14/10/2021).

Lebih lanjut, dr. Lanny pun mengingatkan orang tua agar concern soal permasalahan stunting ini. Menurutnya, persoalan stunting harus ditangani terutama di 1.000 hari pertama kehidupan.

“Pasalnya, perkembangan otak anak itu sangat maksimal dan besar itu terjadi di 2 tahun pertama kehidupan. Karenanya di usia ini, penting bagi anak untuk belajar kemampuan untuk melihat, berbicara, dan paling penting adalah gerak kognitif. Dan ingat ya, anak yang stunting itu bakal punya IQ yang lebih rendah daripada anak yang gak mengalami stunting, lho” tutur dr. Lanny.

Kata dia, sedikitnya ada 3 hal pokok dalam menangangi stunting, yakni deteksi dini stunting, pemantauan redalag atau tanda bahaya serta infeksi, dan intervensi gizi atau tatalaksana adekuat.

“Ada tiga hal pokok yang harus dilakukan dalam penanganan stunting. Yaitu, deteksi dini stunting, Lalu cari apakah ada tanda bahaya ataukah ada infeksi pada si anak. Lalu, memberikan tatalaksana yang adekuat. Tak hanya itu, yang perlu diingaa juga ada 3 pilar utama dalam tatalaksana stunting ini, yakni nutrisi, tidur yang cukup, dan aktifitas fisik,” beber dr. Lanny.

Lantas, apakah stunting ini bisa disembuhkan?

Dikatakan dr. Lanny, stunting bisa sembuhkan. Namun, ketika anak stunting berusia di atas dua tahun, penyembuhannya akan lebih sulit. Karena, terdapat penanganan khusus yang dibutuhkan, yang membuat para dokter harus bekerja lebih keras terlebih jika terdapat permasalahan pada asupan makanan.

Namun kata dia, meskipun anak stunting itu sembuh, tapi baik dari segi tinggi badan dan berat badan, dia gak mampu menyamai ukuran anak sebayanya. Tak hanya itu, kemampuan IQ anak yang stunting pun sudah tertinggal jauh dari anak seusianya.

“Bisa. Stunting bisa diobati atau disembuhkan. Tapi untuk masalah IQ-nya, kalau anak gak mengalami stunting itu pasti IQ-nya lebih tinggi. Lalu, jika anak mengalami stunting dan gak diobati, jelas dia bakal punya OQ paling rendah. Dan kemudian kalau stunting diobati, misalnya disuplementasi, distimulasi, ataupun keduanya, anak itu tetaP memiliki IQ yang rendah dari anak yg gak mengalami stunting, ya. Oleh karena itu pencegahan anak untuk tidak stunting merupakan hal yang paling baik dilakukan,” jelas dr. Lanny.

Nah Moms, untuk mencegah stunting ini, pastikan anak selalu mendapatkan nutrisi dan gizi seimbang dalam setiap porsi makannya, ya. Semoga informasinya bermanfaat!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan