Menu

Kacau! WHO Prediksi Pandemi Covid-19 Akan Berlanjut Sampai Tahun Depan, Apa Alasannya?

21 Oktober 2021 20:35 WIB
Kacau! WHO Prediksi Pandemi Covid-19 Akan Berlanjut Sampai Tahun Depan, Apa Alasannya?

Ilustrasi isolasi mandiri di rumah.(Shutterstock/Edited by HerStory)

Banyak negara maju di dunia telah menembus angka vaksinasi lebih dari 50% sementara Afrika masih kurang dari 5%.

"Saya dapat memberitahu kamu kalau kita enggak di jalur yang benar," katanya Dr Bruce Aylward, dikutip Kamis (21/10/2021).

WHO sendiri menggunakan platform Covax untuk menyalurkan vaksin kepada negara-negara berpenghasilan rendah yang engga memiliki vaksin cukup.

Namun, platform ini juga nyatanya dimanfaatkan negara maju seperti Inggris dan Kanada untuk memperoleh vaksin bagi warganya.

"Kita benar-benar perlu mempercepatnya. Pandemi ini akan berlangsung selama satu tahun lebih lama dari yang seharusnya," tambahnya.

Angka resmi menunjukkan bahwa awal tahun ini Inggris menerima 539.370 dosis Pfizer. Sementara itu, Kanada mengambil tak sampai satu juta dosis AstraZeneca dengan platform ini. Padahal, angka vaksinasi kedua negara sudah cukup baik.

"Mereka seharusnya tidak mendapatkan dosis ini dari Covax," kata Penasihat Kesehatan Global lembaga distribusi vaksin Oxfam, Rohit Malpani.

Itu artinya, negara-negara miskin yang sudah berada di belakang antrian akan berakhir menunggu lebih lama. 

Baca Juga: Gawat Sudah Masuk Indonesia! Kenali Gejala-gejala COVID-19 Varian 'Eris' yang Perlu Kamu Tahu, Tolong Jangan Diabaikan

Baca Juga: Covid-19 Kembali Jadi Ancaman Kesehatan di Dunia, Ahli Khawatirkan Muncul Varian Baru, Tetap Waspada Moms!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Share Artikel:

Lihat Sumber Artikel di GenPI

Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan GenPI. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Oleh: Tasha Rainita