New normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal, tapi dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan virus corona atau Covid-19. Pengertian tersebut dijelaskan oleh Wiku Adisasmita, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan bahwa new normal lebih menitikberatkan perubahan budaya masyarakat untuk selalu hidup sehat, seperti kebiasaan mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak fisik saat berinteraksi dengan orang lain. 

Pemerintah mewacanakan adanya new normal pada akhir Mei 2020. Hal tersebut dilakukan untuk memulihkan produktivitas masyarakat yang sempat menurun akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi mencegah penularan virus corona atau Covid-19 di Indonesia. 

Baca Juga: WHO: Virus Corona Ini Cepat dan Mematikan!

Baca Juga: Ada yang Baru! Ilmuwan Sebut Virus Corona Bisa Mati Meski Vaksin Belum Tersedia, Benar Enggak Sih?

Baca Juga: Waspada! Sulit Bicara Bisa Jadi Gejala Terinfeksi Corona

Masyarakat harus menjalani kehidupan new normal hingga tahun depan, bahkan bisa lebih dari itu. Perubahan perilaku akan menjadi kunci optimisme dalam menghadapi virus corona atau Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.

Konsep pola hidup new normal ini merupakan salah satu yang ditekankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom menyebutkan bahwa sejumlah hal yang harus diperhatikan pemerintah suatu wilayah atau negara untuk melonggarkan pembatasan terkait virus corona.

Pasalnya, ketika new normal diberlakukan secara efektif, daya angkat industri terhadap perekonomian enggak akan sekuat ketika sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Hal tersebut dikarenakan new normal diberlakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, di mana physical distancing tetap perlu dilakukan.