Ilustrasi vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6 tahun ke atas (Shutterstock/Tatevosian Yana)
Ketika peneliti bekerja untuk menyempurnakan dosis vaksin untuk kelompok usia tertentu, mereka perlu menyadari bagian mana dari sistem kekebalan yang aktif dan tak aktif pada setiap tahap perkembangan kelompok tersebut.
Itulah alasan beberapa beberapa vaksin diuji dan disetujui di waktu yang berbeda pada orang dewasa, remaja, anak-anak, dan bayi.
Sejumlah vaksin untuk bayi diberikan secara berurutan, artinya mereka akan mendapatkan satu jenis vaksin selama beberapa bulan.
Sistem kekebalan adaptif bayi (diberikan oleh sang ibu melalui plasenta dan ASI) cenderung 'pelupa'. Jadi, pemberian vaksin secara bertahap bertujuan untuk memperkuat kekebalan bayi.
Setelah usia 4 tahun, sistem kekebalan bayi cenderung lebih responsif dan 'tidak mudah lupa'. Tidak heran apabila pada saat inilah bayi-bayi umumnya diidentifikasi memiliki alergi.
Para ilmuwan cenderung mulai memberi vaksin untuk kelompok usia 18 hingga 55 tahun. Sebab, kekebalan mereka sudah matang dan secara jelas menunjukkan apabila ada reaksi merugikan dari vaksin.
Melihat apa yang terjadi pada kelompok usia dewasa juga membantu dokter memprediksi apa yang mungkin terjadi ketika vaksin diberikan kepada kelompok lainnya, terutama pada orang yang lebih muda.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Suara.com
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.