Ilustrasi area intim terasa gatal. (Pinterest/Freepik)
Kondisi ini terjadi ketika ada terlalu banyak bakteri tertentu dalam Miss V, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Sementara gejalanya mirip dengan infeksi jamur, seperti nyeri, gatal, terbakar, peradangan dan pembengkakan, bakteri vaginosis (BV) biasanya menyebabkan keluarnya cairan yang berwarna abu-abu, tipis, dan berbau amis, kata Dr. Dweck.
Tetapi BV juga terkadang tidak menimbulkan gejala apapun.
BV secara teknis dapat hilang tanpa perawatan apa pun, sesuai CDC.
Jika Anda mengalami salah satu dari gejala di atas, periksalah ke dokter, yang dapat meresepkan antibiotik untuk mengatasi masalah tersebut.
Biasanya ini disebabkan oleh foreplay yang tidak cukup.
Penyebab lainnya adalah kadar estrogen yang rendah karena menopause, perimenopause, laktasi, atau kontrol kelahiran juga dapat menyebabkan hal ini, kata Dr. Dweck.
Untuk mengatasinya, gunakan pelumas. Ini cukup untuk meningkatkan kelembapan dan mengurangi gesekan yang menyebabkan pembengkakan.
Selulitis merupakan infeksi bakteri pada kulit dan jaringan di bawahnya yang dapat menyebabkan kulit menjadi bengkak, merah, dan lunak, menurut US National Library of Medicine (NLM).
Selulitis dapat terjadi ketika bakteri normal yang hidup di kulit masuk melalui luka di kulit Anda sehingga menyebabkan infeksi kulit.
Tanda-tanda lain dari selulitis termasuk demam, mual, muntah, dan penampilan kulit yang hangat untuk disentuh, kencang, mengkilap, atau melar.
Atasilah dengan antibiotik dan gunakan kompres hangat di area tersebut, Dr. Dweck menjelaskan.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Suara.com
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.