Menu

Bikin Bangga! 4 Srikandi Peneliti Indonesia Ini Sabet Penghargaan Bergengsi dari L’Oréal dan UNESCO

10 November 2021 22:03 WIB
Bikin Bangga! 4 Srikandi Peneliti Indonesia Ini Sabet Penghargaan Bergengsi dari L’Oréal dan UNESCO

Para narasumber di webinar L’Oreal-UNESCO for Women in Science (FWIS) National Fellowships 2021, Rabu (10/11/2021). (Riana/HerStory)

Lebih lanjut, Suharti juga bilang bahwa Indonesia sendiri masih punya PR dalam mendorong kesetaraan gender termasuk di dalam pengembangan sains. Pihaknya pun juga ingin terus mendorong lingkungan kerja yang mendukung wanita untuk berkarya. Menurutnya, beberapa temuan di lapangan juga menunjukan adanya kesulitan bagi para peneliti wanita untuk memasukkan perspektif gender, terutama berupa nilai, regulasi, tujuan, dan institusi mereka bekerja juga belum mendukung keseteraan gender.

“Kita perlu bekerjasama tentunya, terutama dengan KemenPPPA yang menjadi mitra utama Kemendikbud Ristek terkait kesetaraan gender, ini kita perlu sama-sama bekerja untuk memastikan bahwa women in science juga ini menjadi perhatian kita. Kita juga terus mengikuti perkembangan berapa persen wanita yang masuk dunia politik, berapa persen wanita yang masuk dunia di level upper dan medium manajemen, kita perlu juga mungkin perkembangan tiap tahunnya. Untuk mengetahui juga seberapa besar perkembangan di bidang sains ini. Ini perlu diberikan gambaran lebih utuh lagi. Bagaimana wanita menjadi bagian penting di dalam pembangunan pendidikan,” paparnya.

Dikatakan Suharti, dari Indeks Kesetaraan Gender di World Economic Forum, Indonesia sendiri punya nilai tinggi, sekitar 55 persen pimpinan institusi diduduki wanita.

“Angka tersebut tentunya sangat tinggi, dan kita masuk menjadi 6 negara di mana wanita menduduki posisi pimpinan tertinggi. Jadi saya sangat bahagia tentunya dengan laporan tersebut, dan ini sangat yang perlu kita kerjakan. Ini tentunya KemenPPPA sudah sangat paham dengan data-data yang ada tentunya, angka partisipasi wanita di dalam lapangan kerja masih mentok di angka 54 persen. Kita butuh jauh lebih tinggi dari itu untuk lebih memastikan Indonesia jadi negara yang maju. Betul bahwa bekerja atau gak bekerja adalah pilihan, tetapi tentunya ketika pilihan itu dilakukan secara sadar, bukan karena keterpaksaan atau ketidaksetaraan akses untuk masuk di dalam pasar dunia kerja. Dan dengan perkembangan yang tidak selalu tumbuh dalam satu dekade terakhir, apalagi saat ini sedang dalam situasi pandemi, kita perlu dukungan terus nih dari dunia usaha dan dunia industri untuk memastikan apa yang kita lakukan di dunia pendidikan betul-betul bisa menghasilkan l lulusan yang handal yang bukan hanya bisa mencari pekerjaan, tapi juga menciptakan pekerjaan,” jelasnya.

“Tentunya, kita juga perlu berkomitmen mewujudkan keseteraan gender untuk mewujudkan visi Indonesia 2045, yaitu Indonesia Maju. Hal itu juga sejalan dengan yang dilakukan L’Oréal, bahwa kita sama-sama mendorong wanita untuk masuk ke dalam dunia yang sangat maskulin tersebut. Mudah-mudahan penghargaan ini akan memberikan dampak yang lebih besar terhadap pengembangan sains di Indonesia. Kami berharap para peneliti yang mendapatkan award dari program ini bisa menunjukan lebih banyak lagi potensi-potensi diri dan berkarya dengan lebih bersemangat lagi. Selain itu juga bisa menunjukan kreativitas yang lebih tinggi, konsistensi terhadap ilmu pengetahuan yang lebih kuat, serta keikhlasan dan kejujuran tentunya untuk membantu kita semua. Semoga upaya yang telah dicurahkan dalam program ini dapat mendukung kita dalam mensejahterakan masyarakat Indonesia,” tandas Suharti.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: