Menu

Jadi Masalah Pelik, Unilever Gaet Para Pakar Cari Solusi Atasi Sampah Plastik

16 November 2021 19:04 WIB
Jadi Masalah Pelik, Unilever Gaet Para Pakar Cari Solusi Atasi Sampah Plastik

Para pembicara di virtual talk Unilever Indonesia x Kumparan “Plastik & Evolusi Perilaku Manusia”, Selasa (16/11/2021). (Riana/HerStory)

Selanjutnya, Dr. Arie Sujito, S.Sos, M.Si., selaku Sosiolog dan Pengajar FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM), menerangkan, kemampuan mengelola sampah dan menjaga kelestarian lingkungan adalah penanda peradaban, dan inilah yang menjadi tantangan kita bersama.

Menurutnya, masyarakat harus terlebih dahulu mengubah persepsi mengenai lingkungan, bahwa lingkungan harus dijaga agar kualitas kehidupan tetap baik untuk masa kini dan masa mendatang.

“Hal ini berhubungan pula dengan cara kita memandang sampah plastik sebagai bagian dari masalah lingkungan, bahwa sampah plastik bukan hal yang menjijikkan atau tidak bermakna, melainkan bagian dari keseharian yang jika mampu dikelola dan dikendalikan akan meningkatkan kualitas hidup,” imbuh Arie.

Adapun, pandangan ini sejalan dengan kajian perilaku seseorang dalam ilmu psikologis. Kata Arie, mereka yang masih tidak memiliki kepedulian terhadap sampah umumnya kurang memiliki empati atau apatis, akibat rasa denial dan ketidaknyamanan untuk mengakui bahwa permasalahan sampah adalah hal yang nyata dan mengancam kehidupan mereka.

Kemudian, Tara de Thouars, BA, M. Psi., selaku Psikolog Klinis menjelaskan, perilaku peduli terhadap masalah sampah adalah pilihan yang sangat subyektif. Kata dia, pertama-tama perlu ditanamkan kesadaran bahwa bertanggung jawab terhadap sampah adalah langkah kebaikan sederhana namun berdampak besar.

“Untuk memiliki kesadaran, perlu dimulai dengan adanya sense of purpose karena seseorang baru akan termotivasi jika apa yang dilakukannya memiliki tujuan dan arti. Lebih bijak mengelola sampah bisa menjadi salah satu bentuk sense of purpose bahwa mereka sudah berhasil mewujudkan purpose yang positif bagi diri dan lingkungannya. Setelah itu, perbuatan bijak ini perlu didukung dan dipertahankan dengan adanya self reward, sesederhana mengapresiasi diri bahwa kita telah melakukan sebuah kebaikan. Pada akhirnya, self reward ini dapat menjadi dorongan bagi seseorang untuk mengubah perilakunya secara jangka panjang,” jelas Tara.

Semoga informasinya bermanfaat ya!

Baca Juga: Wings Helat Kampanye #PilahDariSekarang ke Karyawan Demi Dukung Pengurangan Sampah Plastik, Kamu Mau Ikutan Jadi Agent of Change Gak?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman:

Artikel Pilihan