Menu

Waspada Speech Delay! Ketahui Perkembangan Bicara dan Bahasa Si Kecil Moms, Ini Penjelasan Dokter

22 November 2021 20:17 WIB
Waspada Speech Delay! Ketahui Perkembangan Bicara dan Bahasa Si Kecil Moms, Ini Penjelasan Dokter

Dokter Spesialis Anak, dr. Dini Adityarini, SpA., saat menjadi narasumber di webinar Baby Happy Diapers x Sekar Indonesia, Senin (22/11/2021). (Riana/HerStory)

“Jadi perkembangan ini sudah ada sejak lahir, bayi ini sudah bereaksi terhadap suara. Tapi ini sering diabaikan, padahal bayi itu sejak lahir sudah ada penerimaan. Bahkan sekarang saya merawat bayi-bayi yang prematur, dan saya selalu bilang ke parents-nya yuk datang gih ke ruangan rawatnya si bayi, nyanyikan dia sesuatu, lantunkan ayat-ayat Suci atau apapun seperti hope, sekali-sekali jangan bicarakan hal yang negatif karena dia sudah bereaksi terhadap suara. Jadi itu yang harus dipahami karena ini nanti akan berkaitan dengan perkembangan bicara berikutnya,” papar dr. Dini.

Selanjutnya, sambung dr. Dini, perkembangan bicara ekspresif bayi diantaranya adalah saat lahir bayi hanya dapat menangis, usia 2-3 bulan mulai membuat suara ‘ah’ atau ‘uh’, mendekati usia 6 bulan bayi dapat merespon terhadap namanya sendiri dan mengenali emosi nada bicara.

“Selanjutnya, bayi mulai mengoceh dengen suku kata ‘papapa’, ‘dadada’ atau ‘bababa’. Kemudian, usia 6-9 bulan bayi mulai mengerti nama, mengoceh tanpa arti, lalu usia 8-12 bulan dapat mengucapkan nama atau papa mama dengan arti. Gak cuma itu, bayi juga suka menirukan kata yang didengarnya. Lalu saat usia 12 bulan, bayi mengerti 70 kata dan dapat mengucapkan 3-4 kata dengan arti. Lalu, diapun dapat mengikuti perintah 1 langkah, dapat mengangguk, menggeleng, dan di usia 18 bulan kosa katanya 5-50 kata,” ujarnya.

Selain terkait perkembangan bahasa dan bicara si kecil, kata dr. Dini, yang penting juga, orang tua harus memerhatikan tatapan dan ekspresi wajah anak.

“Satu lagi yang harus diperhatikan adalah ekspresi muka anak ini nggak boleh daftar. Di usia 1 tahun anak harus bisa mengeluarkan ekspresi wajah yang ceria, ekspresi marah, dll. Jadi jangan sampai ekspresinya datar, kemudian matanya masih belum bisa fokus pada titik mata kita ketika diajak bicara, itu mungkin kita harus meng-screening apakah ada disorder lainnya atau autism dan lain sebagainya,” terangnya.

“Kemudian di usia 12-18 bulan, itu si anak harus ada reflek satu kata. Apakah papa gitu, atau mama gitu. Itu lebih universal. Dan di usia 18-24 bulan, jika tidak ada kalimat 2 kata yang dapat dimengerti, itu sudah waspada. Orang tua harus cari tahu si anak belum bisa mengucapkan kata yang belum dimengertu orang lain di usia 18-24 bulan,” sambungnya.

Baca Juga: Moms-Dads Harus Pahami, Ini 4 Hal yang Akan Ditunjukkan Si Kecil Jika Kekurangan Kasih Sayang dari Keluarga

Baca Juga: 5 Jenis Makanan yang Bagus untuk Perkembangan Otak, Manfaatnya Gak Main-main Moms!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: