Menu

Isu Gender Jangan Jadi Penghambat Wanita Raih Mimpi, Ikuti Saran Psikolog Ini Beauty!

23 November 2021 15:54 WIB
Isu Gender Jangan Jadi Penghambat Wanita Raih Mimpi, Ikuti Saran Psikolog Ini Beauty!

Psikolog Klinis, Inez Kristanti, M.Psi (Instagram/@inezkristanti)

HerStory, Jakarta —

Di zaman serba modern ini, kesempatan dan akses untuk wanita terus diusahakan agar setara dengan pria. Meski begitu,nyatanya masih banyak wanita Indonesia yang masih terkendala untuk mewujudkan mimpinya. Banyak hambatan yang menghampirinya, tak kerkecuali dari lingkungan mereka sendiri.

Adapun, berdasarkan survei yang dilakukan Sunsilk pada 2021 terhadap wanita muda di berbagai wilayah Indonesia, 60% responden merasa tantangan terbesar dalam meraih mimpi berasal dari faktor keluarga dan tuntutan masyarakat. Bahkan, 89% merasa ekspektasi masyarakat terhadap sosok wanita telah mempengaruhi cara mereka membayangkan masa depan.

Tak berhenti di situ, berdasarkan hasil survei nasional lanjutan yang dilakukan Unilever kepada lebih dari 1.000 wanita muda di seluruh Indonesia, 2021 menemukan fakta, keterbatasan akses mengakibatkan 28,64 persen wanita muda Indonesia tak bisa bersekolah, bekerja, atau mengikuti pelatihan. Oleh karenanya, hal ini menghambat mereka untuk meraih mimpi-mimpinya.

Terkait hal itu, Inez Kristanti, M.Psi., Psikolog, selaku psikolog klinis yang memiliki ketertarikan dalam bidang seksualitas, kesehatan reproduksi, pernikahan, dan isu gender, menuturkan bahwa tantangan wanita dalam meraih mimpi mereka masing-masing dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor eksternal dan faktor internal. Seperti apa?

“Aku melihatnya faktor internal dan eksternal itu mempengaruhi ya. Kedua faktor ini gak sepenuhnya bisa dipisahkan, artinya kadang-kadang kita menganggap faktor internal dalam dalam diri, keinginan, tapi kan sebenarnya motivasi dalam diri perempuan itu juga tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Mungkin kita sebagai wanita sama-sama mengalami ya dulu waktu kecil kita disosialisasikannya seperti apa. Apakah memang kita hidup untuk menjadi wanita yang berdaya atau tidak. Atau kita lihat dulu di lingkungan itu lebih banyak yang meng-encourage wanita ‘udahlah nggak usah sekolah tinggi-tinggi, nanti gak dapat jodoh’, atau misalnya “Ih-enggak usah sih kalau kalau jadi wanita itu nurut-nurut aja, nggak usah terlalu banyak keinginan, gak usah terlalu banyak bermimpi gitu’. Nah kalau misalkan kita mendapatkan message-message seperti itu mungkin kita sendiri untuk bermimpi juga nggak kepikiran atau enggak berani. Sehingga perlu juga di lingkungan mendukung itu artinya wanita itu disosialisasikan bahwa kita mampu kita itu boleh berhak mendapatkan pendidikan, mengejar mimpi kita, mengaktualisasikan diri kita, sehingga akhirnya si perempuan itu bisa berani untuk bermimpi,” papar Ine, saat virtual press conference ‘Sunsilk Dukung Perempuan Indonesia Berani Meraih Mimpi Dan Jadi #TakTerhentikanTukBerkilau’, sebagaimana dipantau HerStory, kemarin.

Inez menilai, di masa pandemi ini juga, jadi masa yang challenging untuk wanita. Hal itu tercermin dari penelitian yang dilakukan UN Woman, di mana di masa pandemi itu wanita lebih banyak mengalami peningkatan stres dan juga kecemasan dibandingkan dengan pria.

Baca Juga: Ini 5 Cara Dorong Kesetaraan Gender dalam Perusahaan ala Grant Thornton, Apa Saja?

Baca Juga: KemenPPPA Bongkar 4 Kunci Kesetaraan Gender: Jadi Penggerak Ekonomi hingga Sejahterakan Keluarga!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Halaman: