Menu

Gak Hanya Body Shaming Kenali Juga Mom Shaming, Apa Itu?

23 November 2021 17:10 WIB
Gak Hanya Body Shaming Kenali Juga Mom Shaming, Apa Itu?

Ilustrasi ibu yang kurang bonding dengan anaknya karena sibuk dengan ponsel. (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Gak hanya body shaming, mom shaming juga ternyata sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mom shaming adalah mengkritik atau mempermalukan seorang ibu atas pilihan cara asuhnya, karena pilihannya berbeda dengan pilihan pelaku. 

Namun, banyak ibu yang gak sadar melakukan mom shaming pada ibu lainnya, sehingga menganggap hal tersebut wajar terjadi.

Hasil survei yang dilakukan BukaReview terhadap 208 Bunda muda Generasi Z, mengatakan bahwa 88 persen Bunda pernah mengalami mom shaming, lebih dari 90 persen Bunda merasa mom shaming semakin marak terjadi. Sedangkan 12 persen Bunda merasa gak pernah atau gak sadar pernah melakukan mom shaming.

Mom shaming bisa berefek panjang. BUnda juga rentan merasa terisolir, merasa dirinya salah, dan gak ada yang mendukungnya. “Efek mom shaming bisa membekas lama, makanya harus cepat diatasi agar ibu gak sampai depresi,” ujar Psikolog Vera Itabiliana, sebagaimana dikutip dari laman Akurat.co.

Menurut Vera, korban dari mom shaming akan mengalami kecemasan berlebih dan gak percaya diri terhadap kemampuannya mengurus anak. Korban juga akan menyalahkan diri sendiri tentang pola asuh yang diambil, hingga menganggap dirinya gak pantas disebut ibu.

Vera Itabiliana menambahkan, nggak semua bentuk kritikan dikategorikan sebagai mom shaming. Mom shaming harus dilihat dari dua sisi, yakni sisi yang memberikan pernyataan dan sisi yang mendengarkannya. 

“Dibutuhkan kepekaan dari sisi yang mendengarkan untuk mem-filter omongan orang lain. Kemudian baca juga raut wajah orang yang berbicara. Jika raut wajah yang menunjukkan rasa gak suka, bisa jadi statement yang dilontarkan adalah mom shaming,” kata Vera.

Vera menambahkan, ucapan yang tergolong mom shaming umumnya diikuti dengan ciri-ciri tertentu. Misalnya intonasi, gaya menulis dan pemilihan kata yang terkesan menyudutkan dan menghakimi. 

Mom shaming biasanya dilakukan di ranah umum (api bisa juga secara personal), tujuannya untuk mempermalukan karena menganggap dirinya lebih baik.

Meski isu ini sudah terjadi sejak dulu. Dengan adanya media sosial, isu ini semakin marak. Setiap orang bisa jadi melontarkan kritik sambil bersembunyi di balik akun anonim.

Selain itu, mom shaming gak hanya dilontarkan sesama ibu, dari hasil survei BukaReview, 38 persen Bunda paling sering menerima mom shaming dari saudara atau anggota keluarga yakni 18,5 persen dari orang tua, 17 persen dari mertua, 11,5 persen dari orang yang tidak terlalu dikenal, 11 persen dari rekan kerja atau teman, 5,5 persen dari tetangga, 1,6 persen dari suami. 

Sebanyak 54 persen Bunda menerima mom shaming melalui perbincangan atau chat pribadi, 32,7 persen di ranah umum atau grup chat, dan 8 persen lewat komentar media sosial.

Baca Juga: Mom Shaming Gak Bisa Dihindari Pelakunya dari Orangtua Hingga Teman! Adakah Cara Hadapinya?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Lihat Sumber Artikel di Akurat

Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Akurat. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Oleh: Cherryn Lagustya