Memeriksa tekanan darah. (Unsplash/Mufid Majnun)
Aterosklerosis dapat membuat aliran darah dari pembuluh arteri ke organ-organ lainnya menjadi terhambat. Dengan demikian, organ-organ tubuh akan kekurangan suplai darah yang mengandung oksigen dan gizi lainnya, sehingga menimbulkan berbagai masalah pada organ tubuh, seperti jantung, otak, ginjal, atau organ lainnya.
Komplikasi hipertensi berupa aneurisma biasanya tidak menyebabkan tanda atau gejala selama bertahun-tahun. Adapun rasa sakit seperti berdenyut yang dirasakan merupakan kondisi medis yang perlu mendapat penanganan segera. Lebih parahnya, jika aneurisma terus membesar dan akhirnya pecah, ini bisa menyebabkan perdarahan internal yang mengancam jiwa.
Aneurisma dapat terbentuk di arteri mana pun, tetapi kondisi ini paling sering terjadi di arteri yang terbesar pada tubuh Anda atau yang disebut dengan aorta.
Penyakit arteri perifer paling sering memengaruhi arteri di kaki. Gejala yang paling umum, yaitu kram dan nyeri atau terasa lelah pada otot kaki atau pinggul saat berjalan atau menaiki tangga. Biasanya, rasa sakit ini akan hilang dengan istirahat dan muncul kembali ketika mulai berjalan lagi.
Pada kasus yang jarang, penyakit arteri perifer dapat menimbulkan kematian jaringan (gangrene) yang bisa berujung pada kehilangan anggota tubuh atau amputasi, bahkan kematian.
Hipertensi bisa memicu komplikasi kesehatan pada jantung. Hal ini bisa terjadi bila hipertensi yang Anda derita menyebabkan kerusakan dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis) yang menuju jantung (arteri koroner). Kondisi ini disebut dengan penyakit arteri koroner.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.