Ilustrasi seorang wanita yang sedang mengalami depresi/gangguan jiwa.(Unsplash/Edited by HerStory)
Premenstrual dysphoric disorder atau PDD adalah depresi dengan gejala yang mirip dengan PMS (sindrom sebelum haid). Namun, kondisinya lebih serius, seperti merasa cemas hingga tiga minggu dan berakhir dua hari usai waktu datang bulan.
Penyebabnya sendiri belum diketahui pasti. Namun, beberapa studi mengatakan bahwa depresi jenis ini memiliki keterkaitan dengan perubahan hormon. Masa itu membuat wanita menjadi lebih sensitif dari biasanya.
Perinatal merupakan jenis depresi yang dialami oleh ibu hamil atau pasca melahirkan. Kondisi seperti ini akan ditandai perasaan sedih, cemas berlebih, dan mudah lelah yang dapat mengganggu aktivitas harian, termasuk merawat diri dan anak.
Gejala ini terjadi lebih dari 2 minggu, sehingga berbeda dengan baby blue yang hanya menyerang kurang dari waktu tersebut. Depresi perinatal bahkan bisa menjadi lebih parah.
Jenis ini membuat penderitanya mengalami agitasi psikomotor, seperti gak bisa diam, lamban dalam berpikir, dan sulit merasa tenang. Tak hanya itu, depresi psikotik dibarengi dengan delusi serta halusinasi.
Delusi merupakan rasa yakin yang gak didasarkan oleh kenyataan, sedangkan halusinasi adalah melihat atau mendengar sesuatu yang sebetulnya gak ada. Penyebab depresi psikotik biasanya disebabkan karena peristiwa traumatik.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.