Menu

Sadis! Ini Kisah Jane Toppan, Perawat yang Bunuh 31 Pasiennya Demi Hasrat Seksual

13 Juni 2020 12:15 WIB
Sadis! Ini Kisah Jane Toppan, Perawat yang Bunuh 31 Pasiennya Demi Hasrat Seksual

Jane Toppan, perawat asal Amerika. (Emaze/Edited by Herstory)

HerStory, Jakarta —

Cerita perawat asal Amerika, Jane Toppan menjadi viral karena kelakuan tak wajarnya. Perawat yang bertugas menjaga dan merawat pasien justru berlawanan dengan sikapnya. Ia diketahui telah membunuh 31 orang pasiennya lho, Beauty! Sadis ya!

Motif pembunuhan yang dilakukan Jane Toppan itu terdengar aneh. Ia melakukan itu dengan alasan agar hasrat seksualnya terpenuhi.

Wanita kelahiran tahun 1850 ini memiliki nama asli Honora Kelley. Ia hidup bersama Ayahnya dan kedua saudaranya. Sang Ibu telah meninggal sejak ia masih kecil karena menderita penyakit TBC.

Baca Juga: 14 Tahun Mendekam di Penjara Lantaran Bunuh Pacar, Ini 5 Fakta Pesinetron Lidya Pratiwi, Sudah Bebas hingga Ganti Nama

Alih-alih merasa terlindungi dengan tinggal bersama Ayahnya, Nora dan kedua saudaranya justru sering mengalami kekerasan. Akhirnya, mereka pun dimasukkan ke sebuah panti asuhan di Boston.

Dua tahun setelahnya, seorang janda kaya bernama Ann Topan mengadopsi Nora dan mengganti namanya menjadi Jane Toppan. Setelah ibu angkatnya itu meninggal, Jane memutuskan untuk masuk ke salah satu sekolah keperawatan yang ada di Boston.

Seiring berjalannya waktu, Jane Toppan tumbuh menjadi sosok perawat yang ceria. Namun, ia mulai menyadari ada yang aneh dalam dirinya sejak memberikan obat dengan dosis yang sangat tinggi pada salah satu pasien hingga akhirnya tewas.

Bukannya merasa sedih, ia justru menikmati pemandangan saat pasiennya itu sedang sekarat, hasrat seksualnya pun terpuaskan dengan menyaksikan pemandangan mengerikan itu. Mengerikan ya, Beauty!

Baca Juga: Mengejutkan! Aktris Cantik Asal India, Preksha Mehta Bunuh Diri, Diduga karena Sepi Job di Tengah Pandemi Corona

Sejak saat itulah ia sadar bahwa ternyata dirinya memiliki suatu kelainan hasrat seksual. Kelakuannya pun semakin menjadi-jadi saat dirinya dipindah tugaskan ke Massachusetts General Hospital. Ia sering mencampurkan obat keras ke dalam obat pasien yang menyebabkan beberapa pasien meninggal secara tiba-tiba.

Singkat cerita, aksi pembunuhan berantai Jane akhirnya berhasil terungkap di sekitar tahun 1900 setelah polisi berhasil menyelidiki kasus kematian sebuah keluarga yang ternyata dilakukan oleh Jane.

Saat ditangkap dan diinterogasi, Jane mengaku sudah membunuh sebanyak 31 orang pasiennya walau polisi menduga jumlah korbannya bisa saja lebih banyak dari itu. Jane mengaku bahwa dirinya memiliki gairah seksual yang tinggi saat melihat orang yang sedang sekarat.

Baca Juga: Terkuak! ABG Pembunuh Bocah di Sawah Besar adalah Korban Kekerasan Seksual, Kini Tengah Hamil 3,5 Bulan

Hal ini membuat pengadilan memutuskan bahwa dirinya mengalami gangguan kejiwaan dan mengirimnya untuk menjalani perawatan kejiwaan seumur hidup di salah satu rumah sakit jiwa di Boston.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Clara Aprilia