Menu

Bermula dari Garasi, Swan Kumarga Sukses Angkat Derajat Masakan Jawa Lewat Resto Dapur Solo

20 Desember 2021 21:05 WIB
Bermula dari Garasi, Swan Kumarga Sukses Angkat Derajat Masakan Jawa Lewat Resto Dapur Solo

Swandani Dewata Dewi Kumarga atau yang juga akrab disapa Ny. Swan Kumarga, Founder Dapur Solo. (Instagram/@nyonyaswan)

HerStory, Jakarta —

Beauty, siapa sangka ternyata usaha yang mulainya dibangun sederhana tapi diniati dengan baik, maka akan menghasilkan yang baik pula. Setidaknya itu yang dilalui Swandani Dewata Dewi Kumarga atau yang juga akrab disapa Ny. Swan Kumarga, Founder Dapur Solo ketika memulai usahanya.

Menilik sejarah awal usahanya sendiri, dulu Ny. Swan memulainya dengan berjualan rujak ulek dan jus buah di garasi rumahnya di tahun 1988. Kenapa rujak? Sederhana, karena dirinya suka makan rujak dan menurutnya tak butuh modal banyak untuk memulai usaha ini.

Dengan konsisten menghadirkan makanan khas Solo dan Jawa Tengah, akhirnya Ny. Swan berhasil membuat bisnis yang ia dirikan menjadi dikenal oleh banyak orang dari seluruh kalangan. Namun ternyata, Ny. Swan bahkan mengaku tak pernah membayangkan usaha yang dirintisnya sekitar 32 tahun silam bisa sesukses sekarang.

“Saya memulai usaha dulu hanya bermodalkan Rp 100 ribu. Saat itu, saya mulai di garasi bikin rujak. Saya memang hobi makan rujak. Memang waktu mendirikan usaha saya juga gak ada cita-cita untuk punya restoran banyak. Mengalir aja. Dari rujak, gado-gado, sampai akhirnya tahun 2016 kita bener-bener diajak bergabung untuk dibesarkan menjadi PT Eatwell untuk lebih memperluas Dapur Solo di mana-mana. Motivasi saya waktu mulai usaha itu sederhana, yakni untuk membantu roda ekonomi keluarga karena waktu itu suami saya bekerja tapi agak sakit-sakitan,” tutur Swan, saat sesi media session Peresmian Outlet Dapur Solo di Neo Solo Mall, Jakarta Barat, sebagaimana dihadiri HerStory, Senin (20/12/02021).

Dengan semangat dan kerja kerasnya, Dapur Solo yang dirintis Ny. Swan pun kini sudah memiliki 42 cabang di Jakarta dan sekitarnya. Imbasnya, nama Dapur Solo kian santer dikenal masyarakat, khususnya pecinta kuliner Jawa. Apa istimewanya ya?

Ny. Swan mengklaim, Dapur Solo itu mengusung menu otentik. Menangnya menu otentik itu, kata dia, tak ada tren. Selain itu, salah satu kelebihan Dapur Solo adalah kekhasan masakannya yang sudah disesuaikan dengan lidah warga ibukota yang multi -etnis. Kekhasan rasa manis pada masakan dari Kota Solo sudah dikurangi, dibumbui dengan rasa lain yang tak kalah sedap. Perlahan namun pasti, kuliner Dapur Solo bisa diterima oleh rata - rata lidah warga Jakarta dan sekitarnya. Makanan-makanan ndeso dari Kota Solo pun akhirnya masuk dalam jajaran resto modern di Jakarta yang didominasi restoran dari luar negeri.

“Untuk Dapur Solo ini kita betul-betul fokus di citarasa masakan Jawanya. Di tengah gempuran fast food, Japanese food, dan jajaran resto modern lainnya yang popular, kita gak boleh lupa makanan asli Indonesia sendiri. Dan masakan Jawa itu juga lebih dari sekedar rawon, sangat banyak dan banyak yang belum dieksplorasi. Bahkan masih banyak makanan-makanan Jawa lainnya yang belum dikenal. Contohnya Garang Asem, Gadon, Carang Gesing, nah nanti kita akan bekerjasama dengan Chef Melia yang akan mengeksplor. Jadi tetap nanti rasa otentiknya itu Jawa. Itu jangan diubah. Rasa saya bilang otentiknya jangan ilang. Trennya itu. Dibilang fusion nanti rawon jadi Tom Yang, enggak. Dan nama harus otentik. Kalau sate ya sate, rawon ya rawon. Jangan disebut nanti rawon jadi black soup. Harapan saya, generasi milenial, generasi Z, bisa selalu merasakan cita rasa otentik kuliner Indonesia yang sehat dan otentik,” tuturnya.

Lebih lanjut, Ny. Swan pun memaparkan kunci sukses yang ia pegang teguh dalam membangun dan mengembangkan Dapur Solo. Pertama, kata dia,yang harus dilakukan untuk dapat memiliki bisnis yang sukses adalah fokus terhadap produk dari bisnis itu sendiri. Kedua, lanjutnya, harus ada tim yang ulet. Menurutnya, ketika seseorang ulet dalam bekerja, maka kesuksesan akan datang menghampiri. Maka dari itu seorang pelaku usaha wajib memiliki sikap optimis, ulet, dan semangat tinggi. Dan ketiga harus disupport oleh keuangan yang bagus.

“Kita harus fokus core bisnis kita apa. Saya di kuliner Indonesia makanan Jawa. Kedua, kita harus punya tim harus ulet dan jeli melihat pasar. Ketiga, harus di support keuangan yang bagus. Kebetulan PT Eatwell ini support sekali. Jadi pada saat pandemi juga kita mengikatkan ikat pinggang, jadi gak sembarangan kita foya-foya,” paparnya.

Gak cuma itu, Ny. Swan juga memiliki satu prinsip untuk mengatasi tantangan dalam berbisnis. Prinsip itu adalah menganggap pekerjaan sebagai hobi, dengan demikian tak akan terasa ada tekanan ketika kita melakukannya.

Selain itu, Swan pun menegaskan untuk tak perlu terlalu larut dalam tren. Sebab hal itu dapat membuat fokus bisnis dapat menghilang. Jika bisa fokus menciptakan suatu produk yang berkualitas, tentunya hal ini juga akan diikuti dengan minat masyarakat dengan bisnis tersebut.

“Saat ini, banyak orang yang tertarik untuk menjalankan bisnis makanan. Menurut saya, sebenarnya menjalankan bisnis kuliner bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi jika memulainya hanya karena semata-mata mengikuti tren. Sehingga sangat penting bagi pelaku usaha kuliner untuk tetap konsisten dan pandai mengelola usahanya agar bertahan secara jangka panjang serta menjadi legacy di masa mendatang,” imbuhnya.

Terakhir, Ny. Swan pun mengaku bersyukur atas peresmian outlet Dapur Solo ke-31 di Neo Soho Mall hart ini. Ia pun mengatakan,Dapur Solo senantiasa melakukan pengembangan rasa dan kualitas demi menciptakan hidangan favorit yang ngangeni atau dirindukan, sehingga setiap orang bisa berwisata kuliner di Dapur Solo tanpa perlu pergi ke kota asal

“Saya sangat terharu dan bersyukur kepada Tuhan karena akhirnya bisa membuka outlet Dapur Solo ke-31 ini dengan nuansa baru, istilahnya ini ‘Dapur Solo Muda’. Dengan dibukanya outlet ini menandakan usaha terus menerus kami untuk memperkenalkan dan melestarikan tradisi makanan Jawa khas Solo di tengah masyarakat,” tutur Ny. Swan.

Hadirnya Dapur Solo di Neo Soho Mall ini, kata Ny. Swan, tujuannya adalah ingin lebih banyak orang bisa menikmati makanan dengan cita rasa yang sesuai dengan selera Indonesia, value for money, dan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi mereka yang menikmatinya.

“Kita mau gali citarasa lokal Jawa, kita hadirkan di outlet yang ‘muda-muda’ gini, dengan dekor yang lebih muda, yang kita harapkan banyak anak-anak muda yang mau mencoba. Jadi itu buat perkembangan ke depannya demikian, jadi kita fokus ‘ahlinya masakan Jawa’ yang dibawa ke seluruh Indonesia. Karena saat ini Dapur Solo menjadi muda, ya biar anak-anak muda pada tahu masakan Indonesia ini seperti apa. Kalau dulu seumuran saya yang kangen, sekarang generasimilenial dan Gen Z yang penasaran untuk menikmatinya,” bebernya.

Ke depan, Ny. Swan pun berencana akan terus membesarkan Dapur Solo dan bermitra dengan UMKM dan petani lokal untuk sama-sama berkembang di bidang bisnis kuliner Indonesia. Dia pun juga turut membagikan pengalaman dan ilmunya kepada para UMKM agar bisa menyukseskan bisnis dan bertahan di tengah badai pandemi.

“Saya sendiri sekarang bisa bermitra untuk membagikan ilmu saya ke UMKM. Dan PT Eatwell pun support ya. Kita akan bekerja sama dengan UMKM, petani-petani lokal. Bahkan nanti bakal ada training untuk para UMKM, pastinya saya akan merancang menu yang simple, praktis, higenis, dan bisa diterima oleh masyarakat. Dan semakin kita membuat pemerataan dan kita bertahan di tengah pandemi. Karena jangan Dapur Solo aja yang hebat, tapi semua mati. Jadi kita harus bangkit bersama-sama, hidup bersama-sama. Jadi ayo spice of the world kita goal-kan kuliner Indonesia dan kita majukan produk-produk lokal kita, termasuk UMKM kita. aatnya kita era ini bukan era korporasi lagi, tapi era kolaborasi untuk semua agar bisa menjadi hebat dan bisa bertahan di pandemi yang susah ini,” tuturnya.

Jangka panjangnya, Ny. Swan menginginkan kuliner Indonesia dapat memiliki standar yang sejajar dengan makan yang sudah lebih dulu dikenal internasional. Kata dia, Dapur Solo juga memiliki mimpi besar untuk bisa memperkenalkan makanan Indonesia yang tak dapat dilepaskan dengan kebudayaan Indonesia agar dikenal lebih luas.

“Dan diharapkan ke depannya, Dapur Solo terus berkembang dalam cita rasa dan menanamkan nilai budaya Jawa melalui beragam hidangannya. Jadi kalau orang kangen makanan Jawa, jawabannya pasti harus Dapur Solo. Karena citarasanya pasti otentik dan ngangenin. Jadi, akar rumput lokal yang harus kita semua perjuangkan untuk bergaung jadi spice up the world. Jadi kita membumbui dunia dari citarasa Indonesia. Kita gak perlu mengusung ratusan makanan untuk bawa ke dunia. Cukup yang otentik aja yang nantinya dikloning untuk jadi banyak. Siapa tahu nanti Dapur Solo jadi pelopornya untuk membumbui dunia. Itu cita-cita kami,” pungkasnya.

Nah Beauty, semoga kisah Ny. Swan ini menginspirasimu ya!

Baca Juga: Selalu Unggul dan Sukses, Ini 3 Zodiak Wanita Independent dan Inspiratif! Kamu Banget Gak Beauty?

Baca Juga: Cerdas Sejak Lahir, Ini 3 Zodiak Berwawasan Luas dan Inspiratif Bagi Orang Sekitar! Ada Kamu Gak?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.