Ilustrasi anak yang sedang stres. (Pinterest/Freepik)
Saat kamu mengalami serangan panik atau gangguan kecemasan, Asosiasi Kecemasan dan Depresi Amerika mengatakan bahwa nyeri dada dan palpitasi sebagai respons terhadap peningkatan detak jantung adalah hal yang biasa. Tapi faktanya, serangan panik sering disalahartikan sebagai serangan jantung.
Pada orang dengan kecemasan yang terdiagnosis, Isaacson mengatakan bahwa langkah pertama adalah mengobati kecemasan yang mendasarinya, yang dapat dilakukan melalui terapi perilaku kognitif (CBT), obat-obatan seperti antidepresan, atau kombinasi keduanya.
Selain CBT, beberapa metode lain dapat membantu mengelola detak jantung dan palpitasi. Intervensi ini tidak hanya dapat membantu menurunkan detak jantungmu, tetapi juga dapat mengajarimu cara mengelola kecemasan dari waktu ke waktu, yang berpotensi mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Aktivitas fisik dan olahraga dapat membantu kamu dalam mengelola kecemasan dan stress, Beauty. Sebuah meta-analisis 2019 dalam jurnal Depression and Anxiety menemukan bahwa dibandingkan dengan orang dengan gangguan kecemasan yang melaporkan aktivitas fisik rendah, orang yang beraktivitas fisik tinggi lebih terlindungi dari gejala kecemasan yang berkembang.
Isaacson menunjukkan bahwa meskipun olahraga dapat membantu mengatasi kecemasan, olahraga juga diketahui menurunkan detak jantung saat istirahat, yang menjadikannya salah satu faktor terpenting untuk kesehatan jantung.
"Olahraga adalah metode penting untuk mengelola kecemasan, terutama jika Anda memiliki penyakit jantung, karena memberikan manfaat langsung ke sistem kardiovaskular," katanya.
Berpartisipasi dalam metode relaksasi seperti pernapasan dalam dan relaksasi otot progresif dapat membantu mengurangi kecemasan dan detak jantung.
"Pernapasan dalam membantu merangsang saraf vagus, yang menyebabkan aktivitas dalam sistem saraf dan membantu mengurangi bahan kimia yang menyebabkan respons 'lawan atau lari'. Hal ini dapat menyebabkan penurunan denyut jantung dan tekanan darah, dan juga dapat meningkatkan beberapa neurotransmiter yang meningkatkan rasa kecemasan yang berkurang," kata Isaacson.
Untuk melatih pernapasan dalam, cobalah mencari tempat yang tenang dan ikuti langkah-langkah ini:
Sebuah studi dari Michigan Technological University menemukan bahwa setelah melakukan satu jam meditasi, peserta memiliki detak jantung yang lebih rendah dan pengurangan beban pulsatil aorta, yang merupakan formula yang menentukan jumlah perubahan tekanan darah antara diastol dan sistol setiap detak jantung, kemudian mengalikan angka ini dengan detak jantung.
Nah Beauty, intinya, kecemasan dapat meningkatkan detak jantungmu dam dapat menempatkanmu pada risiko masalah kardiovaskular di masa depan. Untuk menenangkan hati yang cemas, cobalah latihan pernapasan dan lakukan meditasi kesadaran. Gak cuma itu, kamu harus lebih aktif bergerakdan berolahraga, karena ini dapat membantu menurunkan detak jantungmu dari waktu ke waktu. Semoga informasinya bermanfaat, ya!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.