Menu

Benarkah Konsumsi Makanan Sehat Bisa Buat Hidup Lebih Lama?

01 Juli 2020 08:42 WIB
Benarkah Konsumsi Makanan Sehat Bisa Buat Hidup Lebih Lama?

Buah-buahan. (pinterest/freepik)

HerStory, Jakarta —

Penyebab utama kematian telah bergeser dari penyakit menular ke penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular dan kanker. Penyakit-penyakit ini mungkin dipengaruhi oleh pola hidup yang tak sehat dan diet ekstrem.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam edisi Januari 2011 Journal of American Dietetic Association, peneliti menyelidiki data empiris mengenai asosiasi pola diet dengan mortalitas melalui analisis pola makan yang melibatkan lebih dari 2500 orang dewasa antara usia 70-79 selama sepuluh tahun.

Setelah itu, para peneliti menemukan bahwa diet yang mendukung makanan tertentu dikaitkan dengan penurunan angka kematian. Lantas, apakah rutin mengonsumsi makanan sehat bisa memperpanjang umur?

Pada tahun 2030, di seluruh dunia diperkirakan ada 973 juta orang dewasa akan berusia 65 tahun atau lebih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pola diet kelompok orang dewasa yang lebih besar dan beragam, dan untuk mengeksplorasi hubungan pola diet ini dengan kelangsungan hidup selama periode 10 tahun. Tujuan kedua adalah untuk mengevaluasi kualitas hidup peserta dan status gizi sesuai dengan pola makan.

Dengan menentukan frekuensi konsumsi 108 jenis makanan yang berbeda, para peneliti dapat mengelompokkan peserta menjadi enam kelompok berbeda berdasarkan pilihan makanan utama. Kelompok makanan sehat (374 peserta), produk susu tinggi-lemak (332 peserta), daging, makanan yang digoreng, dan alkohol (693 peserta), sarapan sereal (386 peserta), biji-bijian olahan (458 peserta), permen dan makanan penutup (339 peserta).

Penelitian ini unik karena para peneliti mengevaluasi kualitas hidup dan status gizi peserta, melalui langkah-langkah biokimia rinci, sesuai dengan pola makanan. Setelah mengendalikan jenis kelamin, usia, ras, lokasi klinis, pendidikan, aktivitas fisik, merokok, dan asupan total kalori, kelompok 'Produk susu tinggi' memiliki risiko kematian 40% lebih tinggi daripada kelompok 'makanan sehat'. Selain itu, kelompok 'permen dan makanan penutup' memiliki risiko 37% lebih tinggi. Serta tidak ada perbedaan signifikan dalam risiko kematian yang terlihat antara kelompok 'makanan sehat' dan 'sarapan sereal'.

"hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang dewasa yang mengikuti pola makan konsisten dengan pedoman saat ini untuk mengonsumsi jumlah yang relatif tinggi dari sayuran, buah-buahan, biji-bijian, produk susu rendah lemak, unggas dan ikan, mungkin memiliki risiko kematian yang lebih rendah," tutur penulis utama Amy L. Anderson, Ph.D., Departemen Ilmu Gizi dan Makanan, University of Maryland.

"Karena sebagian besar orang dewasa yang lebih tua dalam penelitian ini mengikuti pola diet 'Makanan sehat', kepatuhan terhadap diet seperti itu muncul rekomendasi yang layak dan realistis untuk potensi peningkatan kelangsungan hidup dan kualitas hidup pada populasi orang dewasa yang semakin tua," sambungnya.

Baca Juga: Disebut Makanan Orang Kaya, Apa Sih Keunggulan dan Manfaat Kerang Abalon? Ternyata Oh Ternyata...

Baca Juga: Kasus DBD Makin Naik, Ini 5 Makanan yang Bisa Bantu Percepat Penyembuhan Demam Berdarah! Moms Sudah Tahu Belum?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Nada Saffana